Lombok Timur (ntbupdate.com)
Ratusan ribu jemaah Nahdlatul Wathan (NW) membanjiri arena Hultah madrasah NWDI ke 90 di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani Kecamatan Suralaga Lombok Timur.
Para jemaah tersebut datang dari berbagai penjuru Nusantara sejak pagi subuh bahkan ada yang rela menginap di bawah tetaring medan hultah. Mereka berkumpul di lahan seluas kurang lebih 3 hektare dan beberapa titik di seputaran Ponpes setempat seluas sekitar 24 hektar, Ahad (12/10).
Menteri Haji dan Umrah, Dr. KH. Irfan Yusuf Hasim mengatakan, sanad keilmuan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Syaikhuna Almagfurullah KH. Hasyim Asyari, dengan pendiri Nahdlatul Wathan (NW), Almagfurullah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, sanad keilmuannya Bersambung.
Karena beliau berdua adalah alumnus madrasah Asyaulatiyah salah satu madrasah terkemuka di Kota Tanah Suci Makkah.
“Jadi sangat salah jika ada jemaah yang membedakan tiga organisasi besar di Indonesia, baik NU, Muhamadiyah dan NW, sebab beliau beliau sanad keilmuannya nyambung, satu alumnus madrasah Asyaulatiyah,” katanya
Dari itu, apa yang menjadi pesan dan ajaran beliau beliau, mari dijalankan dan pihaknya berpesan agar pengelola lembaga pendidikan selalu menjaga kemandirian.
Belajar dari sejarah Pesantren Tebuireng yang menolak penegerian madrasah agar dapat mengatur kurikulum sesuai kebutuhan.
Dikatakan, ada empat ponpes yang diditawarkan dinegerikan karena fasilitas kan dipenuhi pemerintah, namun hanya satu dari empat ponpes yang menolak dinegerikan yaitu ponpes Tebuireng.
“Saya berdiri sebagai perwakilan pemerintah tapi saya sangat menghargai dan menghormati lembaga-lembaga pendidikan yang berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) termasuk madrasah NW. Dengan demikian madrasah ini bisa mengatur sengalanya termasuk dengan kurikulum juga,” kata Menteri Haji ini.
Atas nama Pemerintah, pihaknya berharap Hultah ke-90 madrasah NW. menjadi titik tolak bagi NW untuk lebih memperbesar dan memperkuat kiprahnya dalam pembangunan Indonesia.
Selanjutnya, sebagai Menteri Haji dan Umrah, pihaknya sampaikan kabar baik mengenai usulan perubahan pola pembagian kuota haji berdasarkan antrean, yang berpotensi menambah jumlah jamaah dari NTB.
Sementara itu ketua Umum PBNW TGKH Muhammad Zainuddin Atsani, dalam pidatonya, menyampaikan momen Hultah Madrasah NWDI ini menjadi ajang silaturahim nasional bagi pengurus dan Jemaah NW. Di Selanjutnya, sebagai bentuk respon terhadap visi Indonesia Emas 2045, kami di jajaran PBNW melakukan research dan membuat konsep yang dinamakan tiga pilar
Adapun tiga pilar tersebut yakni pertama, kecerdasan spiritual, menjadi pondasi karakter dalam pembentukan insan paripurna dalam pendidikan integratif. Ke dua, kecerdasan intelektual, merupakan manifestasi dari perintah Allah SWT untuk membaca ayat kauniyahnya melalui pendekatan sains tauhid. Sains tidak lagi dipandang sebagai entitas yang bertentangan dengan agama, tetapi sebagai metodologi sistematis untuk memahami kebebasan ilahi dalam semesta. Ke tiga, kecerdasan teknologi digital. Artinya teknologi sebagai jalan membangun peradaban untuk memecahkan permasalah secara real.
“ Jika ke tiga pilar ini bersatu lahirlah generasi emas. Generasi yang beriman kuat, beilmu luas dan beerteknologi tinggi,” tegasnya.
Gubernur NTB DR HL. Muhmmad Iqbal, dalam sambutannya, mengatakan kehadiran kita ini untuk merayakan ikhtiar revolusioner yang dilakukan oleh Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 90 tahun lalu. Saat itu tidak ada orang yang memikirkan bahwa yang dibutuhkan ummat adalah pendidikan. Karena itu sejarah mencatat keputusan algmagfurulah Maualanasyaikh untuk mendirikan madrasah NWDI adalah sebuah keputusan yang revolusioner, maka beliau bukan saja pahlawan nasional tapi beliau juga pahlawan revolusi.
“Revolusi terbesar adalah revolusi pendidikan. Hari ini, ribuan madrasah dan sekolah berada di naungan Nahdlatul Wathan, dan itu dimulai dari sini, Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah,” ungkapnya.
Ketua Panitia, H. Syamsu Rijal, dalam laporannya menyampaikan bahwa berkumpulnya jemaah NW adalah wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT atas pendirian Madrasah NWDI yang menjadi cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Wathan pada 1 Maret 1953. Peringatan Hultah ke-90 ini, yang juga menjadi momentum pertemuan nasional dan internasional bagi pengurus NW dari Sabang sampai Merauke, mengusung tema penting “Momentum Kesetiaan, Memperkokoh Komitmen Pendidikan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Menuju Indonesia Emas 2045.”
Rangkaian acara pra-hultah, seperti jalan sehat yang diikuti lebih dari 40.000 peserta, lari maraton, pawai sepeda motor, hingga seminar nasional dan internasional, menunjukkan tingginya antusiasme dan komitmen warga NW (nu-01).