Soal Program Beasiswa Pemprov NTB, Ruslan: Silahkan Belajar Ke Pemda Loteng

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Politikus kesohor PDI-P Ruslan Turmudzi, tegas menolak program beasiswa Pemerintah Provinsi NTB era Zul Rohmi, di anggarkan lagi di tahun 2024.

Pasalnya, program tersebut sangat kental muatan politik, manajemennya tidak jelas, menyalahi aturan dan harus di ubah.

banner 728x250

Jika pemprov NTB, ngotot mau melanjutkan program tersebut, sebaiknya belajar dulu ke Pemda Loteng.

“Program beasiswa Pemprov NTB, sudah menyalahi aturan dan kental muatan politik, makanya saya menolak program tersebut dilanjutkan, jika masih ngotot, sebaiknya berguru ke Pemda Loteng, yang telah sukses menjalankan program beasiswa kedokteran, dan selama ini tidak dipersoalkan dan malah masyarakat luas mendukung program tersebut, termasuk saya,” katanya di kantor Bupati Loteng, usai menghadiri acara HGN ke 78, Senin (26/11).

Kental bermuatan politik lanjutnya, sebab dari ratusan nama yang diberangkat kuliah ke luar negeri, mereka ternyata ada yang tergolong mampu dan tidak layak masuk dalam program tersebut, namun karena ada muatan politik dan faktor kedekatan, sehingga yang tak layak pun dapat.

“Malah tidak sedikit dari para mahasiswa ini orang tuanya kaya raya, namun bisa masuk, makanya saya yakin ada nilai politik dan kedekatan personal dengan pejabat pemprov, terutama mantan Gubernur dan wakil Gubernur,” tegasnya.

Padahal, program tersebut hajatannya untuk putra putri daerah yang tidak mampu namun pinter.

Bukan hanya itu saja, saat melahirkan program ini, mantan Gubernur dan wakil tidak akan menggunakan APBD namun CSR. Tapi pada kenyataannya menggunakan APBD.

Sehingga di tahun anggaran 2024, program beasiswa tersebut tidak dianggarkan lagi, kecuali bagi mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan tetap dibiayai. “Kalau yang sudah jalan, kita lanjutkan, yang baru itu kita hapus,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Loteng H. Lalu Pathul Bahri mengatakan, program beasiswa kedokteran jalur tahfidz untuk anak yatim yang sedang jalan, prosesnya tidak ada yang di tutup tutupi, semuanya terbuka.

Mulai dari visitasi ke rumah calon dokter, dalam visitasi tersebut, tim peduli pengurus Yayasan Peduli Yatim, Piatu dan Dhuafa Tersenyum bersama sama turun melihat langsung ke rumah masing-masing.

“Ada tim yang turun, tim inilah yang memberikan penilaian, apakah layak mendapatkan program beasiswa kedokteran jalur tahfidz atau kah tidak, tim ini turun setelah para calon dokter ini lolos dalam seleksi hafalan yang telah dilakukan sebelumnya,” katanya.

Selanjutnya masalah anggaran, beasiswa kedokteran jalur tahfidz, tidak mengganggu anggaran APBD, namun itu murni berasal dari shodaqoh para ASN. Dana yang dikumpulkan dari sedekah ASN tersebut Rp 5.000 per bulan per satu orang, dan itu bisa mencapai Rp120 juta per bulan dari 9.000 ASN se Loteng. “Dalam setahun yang bisa terkumpul bisa mencapai Rp1,2 miliar,” cetusnya. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *