Mengupas Tuntas, Siapakah Bibit Unggul Layak Jabat Direktur BLUD RSUD Praya (3)

dr Mamang Bagiansah SpPD Hadir Berikan Nuansa Baru Bagi BLUD RSUD Praya, Pasca Musibah

dr Mamang Bagiansah SpPD, masuk daftar calon kuat Direktur BLUD RSUD Praya, dan ternyata dokter muda ini telah memiliki planning tersendiri untuk bisa mengembalikan citra nama baik BLUD RSUD Praya pasca dilanda musibah, seperti apa planning sang dokter tampan ini ?

berikut Paparan ntbupdate.com

SAPARUDDIN
LOMBOK TENGAH

TAK ASING dr. Mamang Bagiansah, SpPD., sudah hampir 14 tahun mengabdi di Lombok Tengah sebagai staf KSM Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Praya. Dokter asli Sasak ini, lahir di Kawo, Pujut, 40 tahun lalu, adalah anak kedua dari seorang pensiunan Mantri (paramedis) yang cukup terkenal di eranya, Bapak Angken.

Di kalangan para sejawat dokter, dr. Mamang diamanahi sebagai ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Lombok Tengah, sejak akhir. Persis ketika pandemi covid mulai merebak di NTB. Beliau bersama segenap dokter di Lombok Tengah berjibaku menjadi tulang punggung pelayanan utk masyarakat Lombok Tengah yang terdampak.

Sedangkan dikalangan karyawan BLUD RSUD Praya, saat ini sang dokter muda ini, sehari hari berdinas di BLUD RSUD Praya Lombok Tengah sejak tahun 2008, dikenal sebagai salah satu staf yang berdedikasi tinggi, humble, dan mudah diterima oleh semua kalangan sesama karyawan RS.

Sebagai bentuk kecintaan terhadap tempat bertugas, hatinya mulai tergerak ingin melakukan perubahan sehingga nama baik tempat tugasnya yang sempat di landa musibah, kembali pulih.

“Re-branding BLUD RSUD Praya, harus kita mulai. Saya bermimpi kelak BLUD RSUD Praya dapat menjadi lebih nyaman sedemikian rupa sehingga ibarat rumah kedua, baik oleh pasien (eksternal), maupun bagi pegawai (internal)”, imbuhnya Kamis (13/10).

Adapun langkah-langkah rebranding, harus berjalan secara masif, integratif mencakup semua lini.

“Siapapun yang akan diamanahi menjadi pimpinan BLUD RSUD Praya, harus berupaya sekuat tenaga meningkatkan efektivitas pusat-pusat revenue dan efisiensi pelayanan. Ibarat kapal yang sedang berlayar dan bocor, maka harus ditambal kebocorannya, lalu perbaiki jaring ikannya sehingga bisa dapat ikan lebih banyak,” pungkasnya menganalogikan kondisi RSUD Praya yang telah berstatus BLUD penuh ini.

Dr. Mamang melanjutkan kalau ikan sudah banyak, insyaAllah semuanya akan jadi lebih sejahtera, dan ada juga modal untuk pengembangan. Kedua, awak kapal kita banyak jumlahnya, dan sesungguhnya pinter-pinter. Tapi mungkin karena sudah terlalu lama terombang-ambing di tengah laut, tujuannya menjadi tidak jelas.

Atas hal itu, BLUD RSUD Praya sangat membutuhkan nakhoda yang mengerti cara membaca dan menggunakan kompas, tujuan kapal mau kemana jadi jelas, langkah-langkah yang diperlukan untuk sampai disana menjadi jelas.
Ketiga, Nakhoda harus mampu menggugah semangat para awak kapal, menjadikan semua bergairah kembali.

Kalau semua sudah kompak, ombak setinggi apapun insyaAllah mudah dilewati. Di BLUD RSUD Praya, perlu dibuat kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan semangat dan gairah kekompakan ini, rasa memiliki, bahwa RS bukan hanya tentang tempat bekerja mencari rejeki dalam bentuk uang, tapi menjadi ladang amal yang membuahkan pahala berlipat ganda.

“Sai-sai tulung semetonen adin lepas dari sopok kesulitan, Allah bejanji akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat, ndikn iye manik Nabi SAW nike?” cetusnya dengan logat basa Sasak Pujut yang kental.

Mengambil hikmah dari petikan hadist diatas lanjutnya, karyawan RS, tidak perlu banyak infak sedekah, cukup dengan ikhlas bantu pasien-pasien, dengan senyum tukus ikhlas seolah pasien-pasien kita adalah saudara kita sendiri, maka insyaallah, Allah akan bukakan pintu rahmatnya.

“Nggih, uang penting, tapi tidak segalanya. Dan yakin Allah juga akan bukakan pintu rejeki dari arah mana saja untuk kita semua dan RSUD Praya, asal kita niatkan ibadah dan penuh keikhlasan mengerjakannya,” jelasnya penuh keyakinan.

Selanjutnya, mengenai hal-hal yang lebih teknis, dr. Mamang memberikan banyak catatan. BLUD RSUD Praya harus kuatkan tim casemix-nya, kembangkan layanan unggulan seperti layanan dialisis, layanan jantung terpadu, layanan stroke, layanan kemoterapi, dan sebagainya. BLUD RSUD Praya harus punya tim IT yang hebat untuk segera mengubah sumber daya berupa kertas menjadi paperless. Kemudian tim Humas dan Pemasaran yang kreatif mengemas BLUD RSUD Praya menjadi ibarat laguna indah yang menarik bagi masyarakat Lombok Tengah.

“Kita akan Upayakan BLUD RSUD Praya harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, pengembangan layanan kesehatan berdimensi kepariwisataan dan olahraga di Lombok Tengah,” Tegasnya.

BLUD RSUD Praya harus punya tim perencanaan dan keuangan yang hebat, agar segera dapat berdikari di atas rancangan bisnisnya, harus segera mampu melepas ketergantungannya pada APBD.

BLUD RSUD Praya harus menjadi sahabat bagi semua elemen pelayan kesehatan, harus berjejaring dengan puskesmas, dengan klinik, dengan RS Swasta, dengan RS Pemerintah baik di Lombok Tengah, maupun di luar Lombok Tengah. Pun dengan organ-organ lain di luar kesehatan.

BLUD RSUD Praya harus bersih, harus nyaman, maka merubah perilaku masyarakat pengguna RS juga mutlak diupayakan.

Pada akhirnya, siapapun nahkodanya, maka bersama sama dengan seluruh awak kapal, harus mampu berdialog dengan pemilik kapal ini, mengajak pemilik untuk berada dalam frame atau visi yang sama.

“Saya pribadi tidak punya pengalaman spesifik dalam manajemen rumah sakit, masih harus banyak belajar. Jadi apa yang saya sampaikan di atas sekedar unek-unek, yang bisa saya gurui jika di amanahkan sebagai direktur BLUD RSUD Praya,” Terangnya lagi. “72 tahun sudah BLUD RSUD Praya ini berdiri, sudah seharusnya dapat setara atau bahkan lebih hebat dari RS RS yang lain,” Sambungnya sembari menutup pembicaraan (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *