LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Diduga SD salah seorang debt Collector beralamatkan di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Lombok Tengah (Loteng) melakukan penipuan terhadap Apriadi Abdi Negara.
Untuk menghilangkan jejaknya, akhirnya sang debt collector inisial SD memutuskan kabur ke Luar Daerah.
Tidak Terima atas perlakuan sang debt collector, akhirnya Abdi nama sapaannya memutuskan melaporkan persoalan yang menimpanya ke kantor Polres Loteng.
Melalui pres rilisnya, korban yang juga seorang pengacara muda di Loteng menuturkan, kejadian dugaan penipuan itu berawal ketika dirinya menitipkan uang kepada pelapor untuk melakukan pelunasan Unit Sepeda Motor. Dan terkait sistem pembayaran pelunasan sepeda motor tersebut, dilakukan bertahap yakni tanggal 21 Oktober 2022 melalui pesan whatssap sekitar jam 9 pagi, meminta kepada dirinya untuk ditransfer uang sejumlah Rp.9.000.500 (sembilan juta lima ratus rupiah) sebagai bukti pengajuan pelunasan.
“Tanggal 27 Oktober 2022, pada jam 10.54 pagi, saya mengirimkan uang melalui rekening ponaan saya sejumlah Rp.8.000.500. (delapan juta lima ratus rupiah), sebagai sisa pelunasan ke nomor rekening milik terlapor,” Tuturnya, Kamis (15/12)
Setelah sebulan menerima uang, terlapor berbelat belit, mengaku BPKB masih proses. Dan pada akhirnya, modus pelaku diketahui. Uang yang telah ditransfer, ternyata dipergunakan untuk dirinya sendiri dan mengambil seluruhnya, termasuk uang jasanya terlapor.
“Sehingga ini dasar saya melapor dugaan Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KUHP,”jelas Abdi.
Sampai saat ini lanjut Abdi, oknum debt collector tersebut, tidak bisa dihubungi. Menurut beberapa informasi dari teman-temannya, ternyata banyak korban lain yang kena nasib yang sama dengan dirinya dan itu dilakukan oleh oknum yang sama.
“Setelah saya coba input informasi dari teman teman, ternyata SD ini banyak yang dia tipu, artinya bukan saya saja korbannya tapi lebih,” paparnya.
Sementara itu informasi yang berhasil diinput media ini, sejumlah percakapan Whatsapp dengan sejumlah pejabat, ternyata SD ini sering kali melakukan pengancaman yang berujung pemerasan. Atas hal itu, tidak sedikit para pejabat masuk dalam perangkapnya dan sukses memuluskan niatnya meraup keuntungan.
“Sudah jutaan saya kena tipu SD ini, dan baru baru ini saja dia kembali meminta dana jutaan untuk di transfer kan dengan dalih ini itu, katanya dia sedang di Jakarta mau pulang tapi untuk yang ke sekian kalinya saya tidak penuhi permintaannya,” Tutur sumber media ini.
Untuk menguatkan aksi pemerasan tersebut, sampai saat ini semua percakapan masih saya simpan di handphone. “Suatu saat jika kesabaran saya sudah hilang, pasti saya akan laporkan juga,” tegasnya. (nu-01).