HUT PPPKMI Ke 35 di Pusatkan di PKM Mujur, Kadikes Tabuh Perang Lawan Stunting

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Hari Ulang Tahun (HUT) Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat (PPPKMI) ke 35, tahun 2023 di Lombok Tengah (Loteng) di pusatkan di Puskesmas Mujur Kecamatan Praya Timur Loteng, Sabtu (11/2).

Ketua panitia Endang Sripuspayanti SKm S. Keb mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan hanya sehari, dan di ikuti oleh Puluhan kelompok se Wilayah Kerja Puskesmas Mujur.

“Dalam acara ini masing-masing posyandu mendelegasikan 1 orang yang berasal dari 5 Desa ndi wilayah binaan Puskesmas Mujur,” katanya.

Implementasi dari kegiatan ini, akan diadakan lomba membuat menu sehat, yang insyaallah akan di ikuti oleh seluruh kader di masing-masing Posyandu dan insyaallah akan di pusatkan di Posyandu Mawar Dusun Budi Wathan Desa Mujur.
“Untuk waktu belum kita tentukan, sebab kita cari waktu yang tepat,” cetus ibu Sekretaris PPPKMI Loteng ini.

“Dalam lomba ini kita fokus memberikan penilaian bagaimana cara membuat menu Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMPBA),” sambung Wakil Ketua PPPKMI Loteng H. Sunangun SKm M. Kes.

Dijelaskan dalam lomba membuat menu, itu nantinya disesuaikan dengan konsumsi bayi dan anak, apakah menu tersebut cocok atau tidak. “Nanti kita akan turunkan tim penilai dari Kabupaten,” katanya.

Dikatakan, saat ini dari 10 Kabupaten Kota se NTB, Loteng paling tinggi penyumbang stunting tembus sampai 7000, termasuk di wilayah binaan Puskesmas Mujur, angka stunting juga tinggi.

Untuk menggugah masyarakat dan para kader posyandu, khususnya di wilayah binaan Puskesmas Mujur, pengurus PPPKMI Loteng, memilih Puskesmas Mujur sebagai lokasi perayaan puncak HUT. “Sebelumnya, kita sudah tawar masing-masing Puskesmas, namun yang sudah siap hanya Puskesmas Mujur,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala UPTD Puskesmas Mujur dr. IGNB Wirra Parranata mengatakan, setelah melakukan pendataan di Lima Desa yang masuk wilayah binaannya, rata rata kasus stuntingnya ada.

Seperti di Desa Kidang 12, Sengkerang 59, Marong 44, Mujur 69, Sukaraja 63, sehingga total kasus stunting di wilayah binaan Puskesmas Mujur berjumlah 249.

Dari kasus tersebut, pihaknya sudah maksimal melakukan penekanan dan pembinaan, baik mulai kader posyandu, para nakes dan sudah melakukan kerjasama dengan seluruh Kepala Desa. “Upaya sudah kita lakukan dan kita syukuri angka tersebut masih dibawah nasional,” katanya.

Dengan dijadikannya Puskesmas Mujur sebagai pusat HUT PPPKMI ke 35, pihaknya berharap, gairah masyarakat dalam mentaati himbauan para ibu kader posyandu dan nakes, mulai tumbuh dan pada akhirnya nanti, penyakit stunting kian menurun.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Loteng Dr. Suardi mengatakan, kerugian negara secara ekonomi akibat penyakit stunting ini, tembus hingga 2 sampai 3 persen atau setara Rp 500 Triliun. Sehingga pemerintah pusat, terus mendorong agar penyakit stunting ini segera teratasi.

“Kerugian negara itu bukan berbentuk material, namun akibat stunting ini setiap tahun kecerdasan para calon generasi penerus bangsa kian menurun,” katanya. “Cara menghitung kenapa kerugian negara sampai Triliunan, saya juga tidak tahu, tapi pastinya penyakit stunting mampu menurunkan kecerdasan anak,” sambungnya.

Bukan hanya itu saja, dalam ajaran agama juga sudah jelas disebutkan, pemikiran yang sehat ada di tubuh yang sehat, sedangkan stunting ini cenderung kepada kurangnya kesehatan tubuh dan beban pikiran, serta kurangnya asupan gizi masuk di tubuh.

Atas hal itu pemerintah pusat dan Dinas Kesehatan Loteng, telah berkomitmen untuk memerangi penyakit ini, sehingga pada akhirnya nanti calon generasi penerus, adalah pemuda pemuda yang sehat jasmani dan rohani.

Dikatakan, di Jepang dulu rata rata warganya kecil kecil, namun dengan adanya bom Hiroshima dan Nagasaki, membuat pemerintah di Jepang, berfikir bagaimana caranya mencetak generasi yang besar besar dan memiliki pemikiran yang cerdas. “Sekarang kita bisa lihat, warga Jepang tidak seperti dulu, orang orangnya besar besar dan pemikirannya juga sehat dan mampu membuat perubahan dan inilah yang kita harapkan di masa mendatang,” terangnya.

Dikatakan, para pendahulu kita, sering kali memarahi anak anaknya, padahal memarahi anak yang masih kecil, bisa saja berimbas terhadap paktor pertumbuhan anak, sebab anak anak selalu ketakutan, termasuk kurang merespon himbauan pemerintah.

“Mohon kepada para kader posyandu, untuk selalu mengingatkan masyarakat untuk tidak suka memarahi anak dan taat pada aturan pemerintah, terutama dalam hal kegiatan posyandu,” pintanya.

Selain itu, himbau masyarakat agar berbuat adil pada anaknya, berikan kasih sayang agar pertumbuhan mereka tetap lancar. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *