MASATA Loteng Gelar Green Leader Workshop, Think Green Act Clean untuk Pariwisata Berkelanjutan

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Lombok Tengah (Loteng), menggelar green Leader Workshop, Think Green Act Clean untuk Pariwisata Berkelanjutan.

Kegiatan ini pihak Masata bekerja sama dengan 10 Billion Strong, Ocean Recovery Alliance, dan Yayasan Kebon Sepatu mulai tanggal 17-18 Maret di ruang rapat Bappeda Kompleks Kantor Bupati, Gedung C, Lantai 2 Loteng kemarin.

PIC program dan alumni program dari 10 Billion Strong Yulia Prayanti mengatakan, acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, aktivis lingkungan, pemimpin Karang Taruna dari berbagai desa, dan para profesional.
Green Leader Workshop bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang keberlanjutan lingkungan dan pariwisata berkelanjutan kepada aktivis lingkungan dan pemimpin muda di komunitas.
Acara ini diinisiasi oleh DPC Masata Loteng, didukung oleh 10 Billion Strong, Yayasan Kebon Sepatu, Ocean Recovery Alliance, dan Bappeda Loteng.

Sementara itu, ketua MASATA Loteng, Lalu Sandika Irwan, M.Tr. Par menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah organik dan anorganik di lingkungan dan daerah pariwisata. Ia juga menegaskan, pengelolaan limbah adalah tanggung jawab bersama. Semua masyarakat dan pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
“Kita semua harus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah. Masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini,” katanya.

Sandika juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah di sektor pariwisata. Menurutnya, kebersihan dan keberlanjutan lingkungan adalah faktor penting dalam menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu daerah.
“Kebersihan dan keberlanjutan lingkungan adalah faktor penting dalam industri pariwisata. Jika lingkungan bersih dan sehat, akan menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung lagi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Loteng yang diwakili Kepala Bagian Perencanaan Pembangunan Ekonomi, Dalilah, SP, M.EV.M mengapresiasi Workshop Green Leader yang diinisiasi oleh Masata Loteng dan 10 Billion Strong.
Menurutnya, kegiatan ini sangat penting karena mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya menjaga pembangunan lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan di Loteng.

“Loteng memiliki banyak potensi alam dan pariwisata yang perlu dipelihara dan dikembangkan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, kami berharap para pemimpin masyarakat muda dapat memainkan peran penting dalam menjaga pembangunan lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan di wilayah ini,” ujar magister studi lingkungan dari Negara Kanguru ini.

Senada juga diungkapkan oleh Patrick, Direktur 10 Billion Strong, yang juga mengikuti kegiatan secara virtual. Dia mengungkapkan harapannya bahwa acara ini dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 10 Billion Strong adalah organisasi global yang berkomitmen untuk memperjuangkan keberlanjutan dan keadilan sosial.
Selama acara, peserta menerima materi tentang Pariwisata Berkelanjutan, Kemitraan & Organisasi Komunitas, Kepemimpinan Lingkungan, Pengelolaan Limbah, dan Pembangunan Gerakan Lingkungan. Materi-materi tersebut diharapkan menjadi bekal bagi peserta untuk terus berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan di NTB Lombok.

Catatan ntbupdate.com, selain kegiatan di dalam ruangan, pada hari kedua, peserta juga melakukan praktik Pengelolaan Limbah (Organik) di BSF Sengkol dan Praktik Pengelolaan Limbah (Plastik) di Bank Sampah PT. Bank Sejahtera, Tanak Awu Kecamatan Pujut Loteng.

Yudi salah satu peserta dari menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada MASATA Loteng dan semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan workshop ini. Ia berharap program semacam ini terus berlanjut dan menjangkau pemimpin-pemimpin komunitas di Desa-desa di NTB.
“Terima kasih dan bangga sudah bisa menjadi bagian dari kegiatan luar biasa ini, semoga terus berlanjut,” harapnya.

Sementara itu Ibu Akke dari Yayasan Kebon Sepatu menyampaikan harapannya untuk pariwisata berkelanjutan di Lombok dan Sumbawa, NTB, yang mencakup semua kegiatan olahraga air yang menggunakan tenaga angin, arus air, dan energi surya sebagai kekuatan manusia utama. Pendekatan ini akan memberikan provinsi dengan identitas ekowisata yang unik, menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan penggunaan sumber daya alam yang bertanggung jawab. Pendekatan seperti ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan lingkungan, mempromosikan hubungan yang lebih harmonis antara pariwisata dan alam. (rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *