LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Swasembada pangan, saat ini sudah menjadi konsumsi publik, tak terkecuali di NTB, khususnya di Lombok Tengah (Loteng).
Atas hal itu, masyarakat tidak sedikit yang resah, ketika gabah dan beras hasil panen MT 1, banyak diangkut ke luar daerah seperti Bali dan Jawa. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Loteng harus peka dan sigap atas fenomena ini, sebelum terlambat.
Demikian di katakan anggota DPRD Loteng Daerah Pemilihan (Dapil) Legewarman, saat acara Musrembang Kecamatan Praya Timur, di Lesehan GGG kemarin.
Sebelum terlambat lanjut ketua DPC PBB Loteng ini, pihaknya mendorong agar Pemda Loteng segera melakukan Asesment atau kajian terkait kebutuhan pangan kita di Loteng. “Sedia payung sebelum hujan itu lebih penting kita pikirkan, sebab yang namanya kita sudah basah tetap akan basah, untuk itu kami mendorong pemda Loteng segera lakukan kajian, sebelum terlambat,” pintanya di hadapan Bupati Loteng HL. Pathul Bahri.
Bukan hanya Bupati saja lanjut politikus PBB, Fenomena ini juga harus dipikirkan oleh Gubernur NTB, agar keresahan swasembada pangan ini tidak berimbas terhadap masyarakat kita di NTB.
Diakuinya, harga gabah kian minggu semakin naik, dan itu merupakan salah satu propaganda agar masyarakat segera menjual hasil MT 1 mereka. Namun di sisi lain pihaknya mengingatkan kepada masyarakat jangan menjual terlalu berlebihan. Sebab kita tidak tahu, apa yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, lebihnya lagi kondisi cuaca saat ini tidak menentu. “Sekedar untuk memenuhi kebutuhan untuk beribadah silahkan, tapi jangan menjual terlalu berlebihan, sebab kewaspadaan itu perlu kita jaga,” tutupnya. (nu-01)