Diduga RSUD Praya Tolak Pasien, Mamang: Belum Diperiksa Pasien Keburu Pergi

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Isu kurang mengenakan kembali terjadi di RSUD Praya Lombok Tengah. Pasien asal Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya, umur 70 tahun, di duga ditolak pihak RSUD, dengan alasan full.

Seperti yang diceritakan cucu pasien Artati, kepada ntbupdate.com ia menceritakan, sekitar jam 11 malam, Selasa (25/4), dengan menggunakan Open Cup, neneknya di larikan ke RSUD Praya, karena muntah darah, sesampainya di RSUD, pihaknya langsung merangsek masuk ke IGD RSUD Praya, sambil meminta ke petugas Brankar pasien atau troli untuk membawa nenek masuk ke dalam.

“Saya kan cucu pasien ini dan nikah ke Kampung Jawa Praya, mendengar neneknya mau di bawa ke RSUD oleh pihak keluarga di Ranggagata sontak saya langsung duluan ke RSUD. Sesampai neneknya di RSUD, saya langsung minta branker pasien ke petugas, tapi petugas bilang tak ada tempat alias full,” katanya, Selasa (25/4).

Mendengar jawaban petugas itu, pihaknya kian panik, sebab kondisi neneknya sudah lemas dan muntah darah. Sedangkan di sisi lain, petugas saat itu tidak memberikan solusi apapun, hanya memerintahkan untuk di bawa ke Bodak atau RSCM Praya.

Semestinya lanjutnya, pasien ini atau neneknya ini, diberikan pertolongan pertama, agar tubuhnya bisa bertahan ke Bodak ataupun ke RSCM, sesuai perintah petugas piket.

“Jika alasan full, kami Terima, cuman saya sangat sesali kenapa petugas saat itu tidak memberikan pertolongan pertama, kendati di atas kendaraan, agar bisa sampai ke tujuan yang diminta, yakni ke Bodak atau RSCM,” ungkapnya. “Atas perintah ini, kami menilai kalau kami diusir oleh petugas piket malam itu,” sambungnya.

Diusir lanjutnya, pihaknya langsung ke RSCM Praya, di tempat ini juga, pasien full tapi di tempat ini, diberikan pelayanan memuaskan. Artinya petugas langsung memberikan pengobatan di atas kendaraan, sambil menunggu dicariin tempat. “Seperti ini yang kami mau, ada rasa kemanusiaan ketika kondisi tidak memungkinkan,” tegasnya.

Artati menambahkan, apa yang dialaminya malam itu, menimbulkan dua kebimbangan dalam dirinya, pertama apakah petugas tidak diajarkan sopan santun atau di ajarkan bagaimana caranya memberikan pertolongan pertama.

Ke Dua, RSUD disejumlah media pernah ia baca kalau RSUD Praya sudah mendapatkan predikat akreditasi paripurna, jika seperti ini pelayanannya, pihaknya tidak yakin dengan akreditasi yang diperoleh RSUD Praya.

“RSUD Praya yang begitu megah, ternyata tidak sesuai harapan masyarakat,” kesalnya

Sementara itu direktur RSUD Praya dr Mamang Bagiansyah menepis apa yang dikatakan keluarga pasien. “Tidak ada pasien yang ditolak, petugas hanya memberikan penjelasan kondisi RSUD malam itu, dan ketika akan diberikan pertolongan pertama malah pasien ini langsung pergi,” katanya.

Dikatakan, sesuai informasi yang ia Terima dari petugas piket, malam itu benar benar full, dan pihaknya memerintahkan petugas untuk memanfaatkan ruangan yang kosong dan pasien digeser.

Baru di geser lagi datang pasien 4 orang lalu di geser, setelah di geser lagi datang 3 pasien, juga di geser, lagi datang 3 pasien, juga di geser, datang lagi 3 pasien, sehingga semua ruangan yang kosong terisi full dan tidak bisa menerima pasien lagi.

Selanjutnya masalah pasien dari Ranggagata tersebut, keluarganya sempat minta sambil ada bed kosong, siap di rawat kendati duduk di kursi, tapi masalahnya lagi, pasien ini kondisinya pingsan, sehingga tidak bisa dirawat sambil duduk.

“Petugas kami sudah memberikan penjelasan kondisi RSUD, dan ada juga keluarganya yang menggerutu bilang “ndek arak bae perubahan RS Praye ni” Sambil dia pergi tinggalin IGD, tulis dr Mamang.

Atas kejadian ini lanjutnya, apa yang dikatakan keluarga pasien tidak benar. “Kebijakan kami sudah jelas, tidak boleh menolak pasien,” tegasnya.

Diakuinya, sudah jadi kebiasaan para pasien yang datang langsung ke IGD, tidak lewat puskesmas terlebih dahulu, ini mempersulit pihak RSUD,

Artinya ketika ada rujukan dari Puskesmas, pihak puskesmas akan mengkonfirmasi terlebih dahulu, bagaimana kondisi di RSUD.

“Dengan kondisi saat ini, besar harapan kami, mohon masyarakat memanfaatkan faskes terdekat, Puskesmas, lalu jika perlu dirujuk maka akan ada komunikasi kami terlebih dahulu. Pasien juga sudah mendapat pertolongan pertama di Puskesmas,” tutupnya. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *