LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Nusa Tenggara Barat (NTB), terus berupaya maksimal membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka Stunting di NTB.
Bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB. Baznas memberikan 1.836 tray atau 60.000 butir telur di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Utara.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas NTB Abdul Hakim mengatakan, ribuan tray telur disalurkan secara bertahap untuk kebutuhan selama 90 hari.
“Anggaran untuk membeli telur Rp 110 juta lebih,” kata Hakim kepada media, Selasa (4/7).
Sasaran penerima bantuan ialah daerah yang tergolong rawan stunting.
Di Lombok Tengah sendiri terpilih Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, sebagai lokasi pengolahan makanan berbahan telur.
“Sasarannya sudah ditentukan Tim Penggerak PKK NTB,” ujar pria asal Kelurahan Leneng, Praya, itu.
Pihaknya memberikan 294 tray telur untuk anak penderita stunting di Desa Aik Berik secara bertahap.
“Untuk sepuluh hari pertama, kami salurkan 32 tray,” ucap pria humble itu.
Pendistribusian secara bertahap dilakukan agar penerima betul-betul tepat sasaran dan telur tidak rusak.
Hakim mengaku Baznas tidak bisa sendiri dalam menangani stunting. Pihaknya membutuhkan kerja sama semua pihak, seperti pemerintah, PKK, kader posyandu, dan para ibu-ibu.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK NTB Niken Saptarini Widyawati mengatakan pihaknya bakal memastikan telur-telur tersebut masuk sampai mulut anak-anak.
Menurut istri Gubernur NTB itu, stunting merupakan masalah penting yang harus diintervensi agar tumbuh kembang anak optimal.
“Kurangnya kemampuan dari orang tua memberikan gizi yang baik menjadi salah satu faktor. Ini lah yang kami dukung agar gizi anak terpenuhi,” jelas Niken.
Pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan berbagi pihak memastikan nutrisi yang baik dan imunisasi lengkap bagi anak.
“Dengan kebersamaan maka masalah ini dapat tertangani,” seru Niken.
Kepala Desa Aik Berik Muslehuddin berterima kasih kepada Baznas NTB dan Tim Penggerak PKK provinsi karena telah memilih wilayah yang dipimpinnya sebagai tempat launching gotong royong dapur stunting dan pengolahan makanan berbahan telur.
Musleh menjelaskan saat ini di desanya sekitar 100 anak dengan kasus stunting. Dia berharap upaya penanganan yang dilakukan berbuah manis ke depannya.
“Berbagai fasilitas kesehatan telah kami siapkan. Setiap tahunnya kami gelontorkan Rp 170 juta dari dana desa,” jelas Musleh.
Menurut dia, faktor stunting di wilayahnya ialah, pola asuh yang salah dan genetik. Dia pun tidak memungkiri di desanya masih ada kasus pernikahan dini.
“Untuk tahun ini baru dua kasus pernikahan dini. Hal ini juga gencar kami sosialisasikan ke sekolah-sekolah,” ungkap pria yang hobi mendaki gunung ini. (nu-01)