TNI Buka Jalan Baru, Warga Mujur Bahagia Sumringah

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Setelah Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD), resmi di mulai di sejumlah titik di Lombok Tengah (Loteng), termasuk di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Loteng.

Mulai dari unsur Pemerintah Kecamatan (Pemcam), Pemerintah Desa (Pemdes), hingga kelompok masyarakat dan para petani, menyambut bahagia. Kebahagiaan mereka, secara sumringah menunjukkan kebahagiaan yang sangat luar biasa, nampak jelas dengan raut mukanya berseri seri ketika para pepadu Loreng ini mulai turun membuka jalan baru di Dusun Santong Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Loteng, dengan ukuran 4 X 1700 meter.

Kepala Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Loteng Junaedi, mengaku sangat bahagia program TMMD menyasar ke wilayah Desa Mujur. “Alhamdulilah, di bawah anggaran Desa yang terbatas untuk membangun, alhamdulilah TNI hadir membawa kebahagiaan bagi masyarakat kami, terutama dalam hal pembukaan jalan usaha tani,” katanya, Sabtu (15/7).

Semoga dengan terbangunnya jalan usaha tani melalui kegiatan TMMD ini, akses petani menuju tempat usahanya semakin cepat dan dan biaya pra panen dan pasca panen semakin murah dan cepat sehingga pendapatan petani semakin meningkat.

“Kami tidak bisa menggambarkan bagaimana kebahagiaan kami dibantu oleh TNI, semoga ini semua tercatat sebagai amal ibadah dan kami juga berharap ada bantuan lain bisa di tempatkan di Desa Mujur,” harapnya.

Sementara itu dalam pemberitaan sebelumnya Komandan Kodim (Dandim) Letkol Andi Yusuf selaku Dansatgas TMMD dalam laporannya mengatakan pelaksanaan TMMD Ke-117 Ta. 2023 di Wilayah Kodim 1620/Loteng dimulai sejak 12 Juli – 10 Agustus 2023.

Personil yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 150 orang yang terdiri dari anggota Kodim 1620/ Loteng berjumlah 60 orang, Yonif 742 30 orang, Pemda Loteng 11 orang, Zipur 5 orang, Zibang 5 orang, Polres Loteng 5 orang, Lanal 2 orang, Lanud 2 orang, dan Tim Asistensi gabungan sebanyak 30 orang.

Dandim menuturkan kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa oleh Kodim 1620/Loteng menggunakan dukungan anggaran Swakelola dari Pemkab Lombok Tengah. Dengan sasaran kegiatannya yaitu berupa sasaran fisik di 7 lokasi, dan beberapa kegiatan yang menjadi sasaran non fisik lainnya.

Adapun sasaran fisik yang dikerjakan diantaranya yakni pembukaan jalan sepanjang 5.128 meter, pembangunan PAUD berukuran 5×8 meter, dan pembangunan TPA dengan ukuran 6×6 meter.

Sasaran pisik yang pertama ( 1 ) yaitu pembangunan TPA ukuran 6 X 6 dan pembukaan jalan sepanjang 465 meter dengan lebar 4 meter di Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah. Sasaran 2 yaitu PAUD ‘Anak Negeri’ berukuran 5 X 8 meter di Kelurahan Praya Kecamatan Praya.

Selanjutnya sasaran 3 pembukaan jalan 310 meter, lebar 3 meter di Desa Batunyala, Praya Tengah, Sasaran 4 pembukaan jalan 4 X 750 meter di Desa Jago Kecamatan Janapria. Sasaran 5 pembukaan jalan 3 X 1153 meter di Desa Labulia Kecamatan Jonggat, dan sasaran 6 pembukaan jalan 4 X 750 meter di Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata, serta sasaran ke 7 yaitu pembukaan jalan berukuran 4 X 1700 meter di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur.

Sementara kegiatan yang menjadi sasaran non fisik diantaranya adalah penyuluhan Belneg, Kesehatan, Stunting, KB Kes, Pertanian, Bencana Alam, Hukum dan Kamtibmas, Pelayanan Posyandu, Narkoba, Wawasan Kebangsaan, Pompa Hidram, dan penyuluhan Rekrutmen Prajurit TNI.

Saat di temui, Pimpinan TNI di Kodim 1620 tersebut mengungkapkan TMMD Ke-117 Kodim 1620 di wilayah Loteng merupakan bentuk keterpaduan antara TNI bersama Pemerintah Daerah, sebagai upaya percepatan terobosan pembangunan di daerah, khususnya di wilayah pedesaan.

“Selain itu, TMMD ini tujuannya sebagai langkah peningkatan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” Ujarnya.

Menurutnya, tujuan pemilihan sasaran fisik berupa pembuatan jalan usaha tani dilaksanakan dengan maksud sebagai jalan penghubung antar desa, serta untuk memudahkan para petani mengangkut hasil panen. Sebab sebelumnya petani harus membayar upah buruh angkut, untuk mengangkut hasil panen.

“Sedangkan pembangunan TPA dinilai karena belum adanya tempat belajar mengaji bagi anak-anak di lingkungan tersebut, dan atau bangunan PAUD yang sebelumnya tidak permanen (Bilik bambu dan triplek) Mengingat jumlah anak dan murid yang masih mengaji mencapai 150 orang,” Pungkasnya. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *