MATARAM (ntbupdate.com)- Madrasah di bawah binaan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) NTB, telah sukses menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), di Tahun Pelajaran 2022/2023.
Atas kesuksesan itu, diam diam Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kemenag RI, telah melirik keberhasilan tersebut, dan datang ke NTB untuk berbagi, dan selanjutnya itu akan dijadikan rujukan pendidikan pusat, dalam mensukseskan pendidikan tahun ajaran 2023/2024 dengan menggunakan metode IKM.
Atas keberhasilan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, H. Zamroni Aziz, mengaku bangga kepada seluruh keluarga besar madrasah, baik negeri ataupun swasta, yang telah sukses menerapkan metode pendidikan IKM.
Atas keberhasilan ini, ternyata pemerintah pusat telah menjadikan madrasah-madrasah di NTB, jadi rujukan nasional untuk penerapan kebijakan baru Kurikulum Merdeka.
“Kendati tujuannya untuk belajar metode menerapkan IKM, namun kami tidak mau terlena dan bangga. Kunjungan pusat ini tetap kami namakan ingin berbagi dan saling tukar pengetahuan, biar penerapan metode Pendidikan IKM lebih baik ke depannya,” katanya saat menghadiri kegiatan ramah tamah di Hotel holiday Inn dan memberikan sambuatan didepan para , tim Pusdiklat Kemenag RI, Kamis (20/7).
Dikatakan, kurikulum merdeka telah ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi sebagai upaya strategis untuk memulihkan pembelajaran pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Kemenag, telah mendukung kebijakan tersebut dengan adanya keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah.
“Setelah ditetapkan, kami langsung curi star dan bergerak, tahun 2023 ini sudah ada sekitar 26.000 madrasah dari jenjang RA, MI, MTs dan MA/MAK yang menerapkan IKM, dan alhamdulilah dinilai sukses, dan kesuksesan itu jadi atensi pusdiklat datang ke NTB,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Kemenag RI juga telah mengeluarkan panduan umum tentang IKM. Panduan ini tidak mengatur pelaksanaan IKM secara spesifik yang tujuannya untuk memberikan keleluasaan bagi madrasah untuk melakukan kreasi dan inovasi dalam kurikulumnya.
Hal ini juga dimaksudkan agar setiap madrasah bisa menyusun rencana pembelajaran yang mengakomodir karakteristik dan kebutuhan serta kondisinya masing-masing.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, penerapan kurikulum merdeka di MI, dilakukan dengan kolaborasi dan dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari guru, kepala madrasah, pengawas, ormas hingga kampus-kampus LPTK.
Kolaborasi multi pihak ini telah membantu banyak MI untuk menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagaimana yang menjadi semangat dari Kurikulum Merdeka.
Oleh Kantor Kemenag pusat, keterlibatan berbagai pihak ini kemudian memunculkan istilah IKM Berbasis komunitas atau IKM-BK.
IKM berbasis Komunitas ini yang telah berjalan di NTB ini menjadi sebuah praktik baik yang menarik perhatian Pusdiklat Kemenag Pusat.
Untuk itu, tim Pusdiklat Kemenag RI melakukan kunjungan ke Provinsi, untuk melihat langsung bagaimana IKM berbasis komunitas itu diterapkan.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama,Dr. H. Mastuki, M.Ag mengatakan, kunjungan ini dilakukan karena NTB telah memiliki praktik baik atau best practise terkait penerapan Kurikulum Merdeka yang Berbasis Komunitas.
“Pembelajaran dari NTB inilah yang kemudian dijadikan desain penyelenggaran IKM di seluruh Indonesia oleh Kemenag RI,” sebutnya.
Oleh Pusdiklat Kemenag RI, IKM BK ini sudah disosialisasikan ke Balai Diklat Keagamaan (BDK) di seluruh Indonesia. Para aktor dan pelaksana IKM BK dari Provinsi NTB telah telah memenuhi undangan BDK-BDK untuk mengisi lokakarya baik yang dilaksanakan secara daring maupun luring.
Program Inovasi untuk Anak Indonesia (INOVASI) adalah salah satu mitra Kemenag yang selama ini turut mendukung IKM BK di Provinsi NTB. Mark Heyward, Direktur Program INOVASI menyampaikan pihaknya akan terus memberikan dukungan pada madrasah-madrasah yang mau menerapkan IKM BK. Menurut Mark Heyward, IKM BK ini adalah adalah momentum yang bagus untuk mulai mendorong terwujudnya transformasi pembelajaran serta membangun keterampilan pondasi yang kokoh bagi anak-anak Indonesia. “Semoga apa yang kami dapatkan di NTB ini, kami bisa kembangkan di seluruh madrasah se Indonesia,” tutupnya.
Pantauan ntbupdate.com, Kunjungan bertajuk ‘Belajar Bersama IKM BK Provinsi NTB’ ini berlangsung selama 4 hari.
Para peserta kegiatan‘Belajar Bersama IKM BK Provinsi NTB’ ini mendapat kesempatan untuk melihat langsung pembelajaran IKM BK di empat madrasah dan tiga sekolah yang ada di Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. Usai melihat pembelajaran di kelas, mereka melakukan diskusi dengan para aktor yang selama ini telah banyak terlibat dalam penerapan kurikulum merdeka berbasis komunitas. (nu-01)