LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Dengan telah ditetapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), telah menuntut semua rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS, harus mengikuti sistem penggantian biaya atau klaim berdasarkan paket Case Based Groups (CBG).
Termasuk di RSUD Praya Lombok Tengah (Loteng). Direktur RSUD Praya dr. Mamang Bagiansah, SpPD, FINASIM, C.M.C, saat dikonfirmasi ketika saat pelaksanaan entri masterdata unitcost.id mengatakan, RSUD Praya adalah RS daerah tipe C yang juga bekerjasama dengan BPJS. Untuk memenuhi kebutuhan dan melaksanakan SJSN, tiada henti terus berbenah termasuk dalam penentuan tarif jasa pelayanan agar berdasarkan perhitungan obyektif seperti unit cost ini.
“Sesuai aturan dan memenuhi kebutuhan pelayanan, kita di RSUD Praya, sudah melakuka perhitungan obyektif seperti unit cost,” katanya, Senin (31/7)
Menerapkan perhitungan obyektif seperti unit cost, sebab selama ini tarif layanan dengan cara mengira-ngira, atau dengan mencontoh pola tarif dari RS lain yang setipe C.
Padahal perhitungan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk suatu jenis pelayanan tertentu bisa jadi berbeda antara RS yang satu dengan RS yang lain, walaupun setipe. “Inilah yang mendasari kami untuk berhitung riil berapa sesungguhnya unit cost di RSUD Praya”, ujar dokter muda ini.
Setelah mengetahui unit cost, lalu menjadikannya sebagai dasar penentuan tarif, maka analisis terhadap efektif atau tidaknya layanan, efisien atau tidaknya layanan dapat menjadi terukur.
“Setelah kita coba sistem ini, insyaallah Manajemen RSUD Praya akan benar-benar secara obyektif mengetahui gap/selisih antara biaya riil yang dikeluarkan RS dengan klaim yang diberikan BPJS,” terangnya
Dalam menghitung unit cost, harus menyiapkan data yang sangat detil mencakup seluruh aset yang dimiliki, SDM, mulai menghitung berapa banyak titik lampu di seluruh RS, berapa banyak alat kesehatan, berapa banyak AC, berapa luas tanah, berapa luas bangunan, berapa banyak meubeler, berapa banyak ATK, dan lain-lain.
“Yang jelas semua komponen dijadikan tolak ukur dalam menyusun penghitungan unit cost,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta do’a agar proses yang telah dimulai sejak minggu lalu, dan progresnya sangat baik. InsyaAllah paling telat akhir Agustus hasilnya sudah ada.
Dikatakan, dalam mewujudkan hasil yang baik, pihaknya sudah menggandeng unitcost.id, sebuah aplikasi berbasis web yang menyediakan platform tempat mengentri database aset dan seluruh jenis kegiatan kemudian melakukan perhitungan besaran unit cost masing-masing jenis kegiatan layanan. Selain unit cost, platform ini menyedikan banyak fitur lain yang memungkinkan RS secara mudah memantau manajemen aset/inventaris, evaluasi kinerja pelayanan, serta kinerja bisnis maupun keuangan. Semuanya dapat diakses dengan sangat mudah melalui dashboard/laman muka www.unitcost-rsudpraya.com.
“Semoga lewat ikhitiar ini, manajemen bisnis RSUD Praya sebagai sebuah entitas BLUD akan berjalan semakin baik, semakin terukur, dan bermuara pada terwujudnya pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas, mutu layanannya terjamin, dengan harga terjangkau, amiiin,” harapnya. (nu-01)