Perumda Ajukan Hutang Ke PT. SMI Lalu Ramadhan : Silahkan Belajar Dari Pengalaman Kegagalan Sebelumnya

LOMBOK TENGAH (ntbupdtae.com)- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Lombok Tengah (Loteng) bakal mengajukan hutang senilai Rp 120 Miliar di PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dana tersebut rencananya akan digunakan sebagai modal untuk pembangunan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) baru.

Penggunaan dana yang bersumber dari hutang tersebut, mendapatkan masukan dari anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Loteng.

Kepada ntbupdate.com anggota banggar DPRD Loteng Lalu Ramadhan mengatakan, jika benar dana tersebut digunakan untuk SPAM, sebaiknya ditinjau ulang.

“Tujuannya ini baik, cuman saya hanya mengingatkan kepada Perumda selaku perusahaan di bawah Pemerintah Daerah Loteng, untuk belajar atas kegagalan sebelumnya,” Kata politikus Gerindra ini, Selasa (1/8).

Kenapa pihaknya mengatakan demikian, sebab beberapa tahun lalu ada program perluasan jaringan, yang telah menghabiskan anggaran pantastis.

Perluasan jaringan tersebut konon dilakukan, karena mengandalkan beberapa sumber mata air baru sebagai penyuplai. Namun setelah perluasan jaringan selesai, apa yang didapatkan masyarakat, jaringan ada tapi air tidak ada dan malah masyarakat waktu itu semua sudah membayar.

“Saya lupa berapa anggaran waktu itu, termasuk dari mana dananya, yang jelas perluasan jaringan tersebut telah menelan anggaran besar, namun apa yang masyarakat dapatkan, jaringan ada tapi malah air tidak ada, sehingga jaringan tersebut malah mubadzir, Lalu apakah itu tidak cukup jadi pelajaran bagi kita untuk lebih baik,” pintanya.

Maksudnya lanjutnya, jangan hanya berfikir uang hasil pinjaman itu besar, namun mari pikirkan ke belakang, siapa yang akan bertanggung jawab termasuk manfaatnya untuk siapa.

“Semuanya harus jelas, mulai dari sistem hutang, sistem pembayaran hingga manfaatnya untuk apa, semuanya harus jelas, biar dikemudian hari tidak jadi soal,” terangnya.

Untuk akses manfaat lanjut Lalu Ramadhan, jaringan yang sudah dibangun sampai sekarang airnya tidak ada, kenapa tidak yang sudah ada itu dikelola dan itu pihaknya menilai tidak membutuhkan anggaran besar, sampai harus ngijon di SMI.

Dikatakan, apabila Perumda terus memaksakan ingin berhutang, pihaknya mendorong untuk dikaji terlebih dahulu, sebab ini tak lepas dari bicara keuntungan. Kaji secara keilmuan sumber air dari mana mengingat sumber air kian menyusut.

“Silahkan libatkan orang yang profesional dalam hal ilmu air, mengingat di Perumda, belum ada orang yang memiliki keilmuan masalah air,” pintanya.

Selanjutnya, Direksi Perumda harusnya definitif terlebih dahulu, Pinjaman tersebut apakah angsurannya Perumda atau Pemda Loteng yang membayar.

Berapa tahun skema hutangnya berapa bunga dan angsuran per tahun, apakah Perumda mampu jika di angsur dan Perumda harus di presentasekan ke DPRD.

Lalu Ramadhan menambahkan, belajar saat Lalu Kitab menjadi Dirut, untuk SPAM Cerorong dan Danau biru hanya membutuhkan sekitar Rp 30 Miliar dan itupun hanya bisa mengairi wilayah Praya Barat dan Praya Barat Daya. SPAM Pengge sampai dimana bisa mensuport air bersih. Bagaimana dengan tunggakan konsumen yang Rp 8 miliar apakah sudah mampu di tagih atau belum.

“Semuanya harus jelas, khusus tunggakan konsumen apakah pihak Perumda sudah menyelesaikannya atau sebaliknya. Jika belum coba itu difokuskan jangan hanya mengandalkan hutang, yang nantinya jadi beban di belakang,” tutupnya.

Sementara itu PLT Direktur Utama Perumda Tirta Ardhia Rinjani Loteng Bambang Supratomo via WhatsApp mengatakan, rencana bangun SPAM nya sudah ada kajian FS dan DED nya. Selanjutnya soal wacana pinjaman ke SMI itu salah satu alternatif pembiayaan nya, dan itu melalui proses kajian analisa yang detail dan konfrehensif, baik dari PDAM maupun pihak SMI.

Dan SMI juga tidak akan unjuk unjuk langsung menyetujui, pasti SMI punya tim analisa dan itu masih panjang. “Saya yakin pak dewan sangat paham dengan proses prosesnya,” tulisnya di laman WhatsApp Redaksi ntbupdate.com. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *