LKP Cahaya Boga Praya, Buka PKW Diikuti 25 Peserta

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Cahaya Boga, jalan Sunan Giri nomor 33 BTN Pujawan Permai Rancak Kecamatan Praya Lombok Tengah (Loteng).

Membuka Pelatihan Keterampilan Wirausaha (PKW), dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang, dengan durasi waktu 150 Jam atau 27 hari, Pelatihan tersebut dipusatkan di kantor LKP setempat, dari tanggal 2 Oktober dan berakhir Rabu lusa.

Direktur LKP Cahaya Boga Praya Sri Anggriani mengatakan, pelatihan keterampilan tata boga ini ia buka, dengan hajatan agar mereka para pencari pekerjaan memiliki skill dan bakat, sehingga nantinya, ketika mereka membuka peluang usaha, ada ilmu untuk dikembangkan.

“Berbagi ilmu itu penting, sebab ilmu itu seyogyanya untuk kita sebarkan dan bermanfaat bagi orang lain, membuka pelatihan keterampilan tata boga, diharapkan ilmu yang didapatkan bisa dikembangkan agar mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri,” Katanya. Senin (30/10).

Dalam PKW tahun 2023 ini lanjutnya, pihaknya bekerjasama dengan direktorat kursus dan pelatihan direktorat jenderal pendidikan vokasi kementerian Pendidikan dan kebudayaan, riset dan teknologi.

Selanjutnya dari 25 peserta yang dilatih, rata rata mereka semua dari kalangan gender dan sudah berkeluarga, artinya lebih banyak wanita dari pada laki laki. “Lebih banyak yang wanita, ia bagi saya itu wajar sebab wanita itu ulet kalau masalah kerja, apalagi ini yang dibuat pelatihan adonan jajan,” cetusnya.

Selain itu, ada juga tamatan SMA/ SMK/ MA, mereka semua secara umum tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, di sebabkan ekonomi yang tidak mendukung. “Pelatihan ini salah satu cara untuk kita berikan skill atau ilmu, sehingga nantinya mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri, yang jelas kita harus kuat dan mampu melahirkan kreasi sendiri,” ungkapnya.

Ibu sri nama sapaannya menambahkan, untuk memantapkan hasil, dalam pelatihan tata boga ini, diberikan pelatihan sebanyak 6 jam sehari. Sedangkan jenis yang dibuat, seperti roti, bronis dan beberapa jenis jajan lainnya yang sering dijual di pasaran. “Memilih jenis pelatihan, kita juga sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, jenis jajan jajan yang dilatih itu jajan jajan yang banyak dijual di pasar,” terangnya.

Ke depan pihaknya berharap, selepas mereka di ajarkan, mereka bisa membuka peluang usaha sendiri dan pada akhirnya nanti hasilnya itu mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan diri mereka. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *