MUTU peningkatan mutu di setiap organisasi termasuk pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Berbagai ikhtiar dilakukan untuk mencapai harapan.
Kepala sekolah sebagai top manajemen memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing. Tak heran kalau mereka terus berfikir dan berinovasi berdasarkan inspirasi yang diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya dengan mencari inspirasi ke sekolah lain yang tentunya memiliki keunggulan.
Rabu lalu, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Lombok Tengah didampingi bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, Drs. HL Idham Khalid bersama Kabid SMP Lalu Rupawan Joni, S.Pd dan Kabid Ketenagaan L. Zaenudin, S.Pd. melaksanakan Studi Pembelajaran ke salah satu sekolah di kota Bandung. Adapun sekolah sasaran studi adalah SMPN 2 Bandung.
SMPN 2 Bandung merupakan salah satu sekolah Pelaksana Program Sekolah penggerak (PSP) dan sekolah unggulan yang kaya prestasi. SMPN 2 Bandung dengan luas lahan sekitar 1.800m3 merupakan bangunan peninggalan pemerintah Belanda dimana arsitektur bangunan masih tetap terjaga dan lestari, sehingga terlihat antik dan bernilai historis yang tinggi. Sedangkan jumlah siswanya sekitar 1160 dengan jumlah rombel 33.
Beberapa prestasi yang telah diraih SMP Negeri 2 Bandung khususnya pada bidang seni, diantara juara pertama nyanyi solo pada ajang O2SN tingkat nasional. Kemudian juara 3 lomba musik angklung di tingkat Kota Bandung.
Tidak mengherankan kalau prestasi siswa di bidang seni sangat menonjol karena SMPN 2 Bandung memiliki guru-guru seni budaya yang mumpuni dan profesional. Disamping dukungan sumberdaya manusia yang mumpuni, sekolah juga memiliki fasilitas yang lengkap seperti jumlah kelas yang cukup, mebeler, alat-alat komputer dan berbagai alat kesenian yang menjadi unggulan sekolah. Dan yang tak kalah menariknya sekolah memiliki gedung olah raga (GOR) yang cukup representatif dan didapat dari program DAK.
Gelanggang ini digunakan untuk kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler seperti cabang olahraga futsal, badminton, bola voli, basket dan lain lain. Gelanggang ini juga digunakan sebagai tempat dilaksanakan pameran seni rupa dan gelar seni budaya seperti penampilan angklung dan fashion show.
Menurut penuturan kepala sekolah Hj. Erni, Kustianti, S.Pd., MM, bahwa segala fasilitas yang dimiliki sekolah membutuhkan dana besar terutama untuk biaya perawatan sehingga kepala sekolah bersama komite rajin membuat proposal. Proposal-proposal tersebut ditujukan kepada perusahaan perusahan di kota Bandung untuk memperoleh dana CSR (Cooperative Social Responsible).
Disamping itu untuk memperoleh dana tambahan, kepala sekolah membangun kerja sama dengan para orang tua/wali murid. “Dan Alhamdulillah dana yang dibutuhkan untuk biaya rehab dan pemeliharaan selalu cukup” demikian imbuhnya.
Pada acara ramah tamah, ada beberapa hal penting yang disampaikan kepala sekolah SMPN 2 Bandung diantaranya terkait dengan upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan sekolah. Tahapan – tahapan yang dilakukan kepala sekolah adalah diawali dengan memberikan pemahaman tentang konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara kepada semua stakeholder sekolah khususnya bagi tenaga pendidik sebagai acuan dan arah dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Disamping itu juga kepala sekolah menyelenggarakan sosialisasi kurikulum merdeka ke para orang tua wali murid.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dan Pendidikan inklusif, sekolah menyelenggarakan In House Training (IHT) dan MGMP disetiap awal semester.
Dan yang tak kalah menarik dalam rangka meningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri 2 Bandung, kepala sekolah memberikan penghargaan kepada operator sekolah berupa hadiah dalam bentuk materi. Kemudian setiap tahun diadakannya lomba mengajar dimana hadiah bagi yang mendapatkan juara diberikan langsung oleh kepala sekolah dari uang kantong sendiri.
Pada tataran implementasi program, kepala sekolah bersama para wali kelas dan guru pembimbing khusus P5 menyusun program di di setiap awal tahun pelajaran. Sedangkan aksi nyata sekolah yang dilaksanakan adalah melaksanakan assessment diagnostik. Pelaksanaan asesmen dilaksanakan di awal tahun pembelajaran. Kemudian melaksanakan pembelajaran diferensiasi intrakurikuler pelajaran seni budaya dimana anak-anak diberikan kebebasan untuk memilih bidang seni yang yang diinginkan seperri seni musik dan seni rupa. Metode penjaringan minat dan bakat dilakukan dengan mengisi google form yang telah dirancang oleh sekolah.
Pelajaran seni budaya diajarkan secara khusus sehingga pelajaran ini dijadikan sebagai unggulan sekolah. Pada pelajaran seni rupa, anak-anak diberikan kesempatan untuk membuat selogan diatas kanvas dan membatik. Semua hasil karyanya seni selanjutnya dipamerkan,
demikian juga pentas seni angklung dan fashion show yang kesemuanya itu diadakan di gelanggang olah raga (GOR) yang mereka miliki.
Di penghujung acara ramah tamah, peserta studi pembelajaran disuguhkan penampilan salah seorang guru kesenian yang memainkan saxopone dengan sangat indah dan menakjubkan. Lengkingan tiupan saxopone yang begitu indah dan ekspresif oleh sang guru mengundang aplause dari para peserta studi pembelajaran yang menyaksikannya.
Demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan studi pembelajaran tahun ini, tentunya banyak pelajaran dan inspirasi yang dapat diperoleh. Namun kita menyadari bahwa, tidak semua pelajaran dan inspirasi yang diperoleh bisa langsung diimplementasikan di sekolah masing-masing karena kondisi di setiap sekolah sangatlah berbeda. Perbedaan- perbedaan tersebut misalnya pada kemampuan para pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas pendukung, dan masalah keuangan yang dimiliki oleh masing-masing sekolah. Oleh karena itu dari hasil kunjungan tersebut, kita hanya bisa mengadopsi dan mengadaptasinya sesuai kondisi sekolah masing-masing. Semoga peningkatan mutu di sekolah kita bisa tercapai sesuai harapan.(**)