LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Diera revolusi industri 4.0, menuntut para pencari pekerjaan mampu bersaing dengan kecanggihan tekhnologi, terutama para lulusan sekolah kejuruan, yang memiliki skill sesuai akademik.
Tidak ingin melihat lulusannya jadi penonton pasca pendidikan selesai, sejumlah sekolah kejuruan berjibaku untuk mensejajarkan diri dengan kebutuhan pasar.
Salah satu contoh SMKN 1 Praya Lombok Tengah (Loteng), untuk memenuhi syarat kelulusan dan menyongsong revolusi industri 4.0, sedang menyelenggarakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK), jelang Kelulusan.
“Dari tanggal 4 sampai 8 Maret mendatang, kita di SMKN 1 Praya sedang menyelenggarakan UKK, yang mana, implementasi dari kegiatan tersebut ada dua, pertama untuk memenuhi persyaratan kelulusan dan menyiapkan ahli terampil di bidangnya sesuai tuntunan industri 4.0,” beber Kasman selaku kepala di SMKN 1 Praya Loteng, Rabu (6/3).
Kegiatan ini dilaksanakan setelah SMKN 1 Praya mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dan penyelenggaraan UKK ini, pihaknya mendatangkan tim penilai atau asesor dari LSP dan dari dunia industri sesuai dengan bidangnya.
UKK ini lanjutnya, diikuti 974 peserta didik dari 15 SMK SE NTB dan SMK pariwisata di Pulau Sumbawa. Sedangkan peserta didik khusus dari SMKN 1 Praya sebanyak 423 orang. “Semua peserta masih duduk di kelas XII, dan UKK ini persyaratan untuk kelulusan,” sambungnya .
Guna memantapkan hasil UKK ini, SMKN 1 Praya telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1).
Selanjutnya peserta khusus yang berasal dari SMKN 1 Praya Loteng, yang jumlahnya sebanyak 423 peserta. Itu semua berasal dari 7 jurusan, yaitu jurusan Perhotelan, Tata Boga, Usaha Perjalanan Wisata, Tata Busana, Tata Kecantikan, Desain Komunikasi Visual, dan Perfilman.
Dikatakan Kasman, sebagai sekolah kejuruan harus memiliki skill lebih dari sekolah lain, artinya disamping pandai menulis, membaca dan berhitung, namun memiliki skill dan kompetensi, sehingga lulusan SMK siap bekerja sesuai kebutuhan di pasaran.
“Yang jelas tidak rugi belajar di sekolah kejuruan, sebab di samping ahli menulis, membaca menghitung dan yang lainnya, lulusan SMK memiliki skill atau keahlian khusus, sehingga mereka bisa langsung bekerja sesuai tuntunan pasar,” bebernya. (nu-01).