Lombok Tengah (ntbupdate.com)- Merebak isu terjadinya perselingkuhan seorang pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), inisial ES dan seorang dokter yang bertugas di salah satu fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.
Hal ini memantik perhatian pemerhati sosial di Loteng, lebihnya lagi isu perselingkuhan tersebut dikuatkan dengan beredar luas di media sosial sejak beberapa bulan lalu.
Isu tersebut sebenarnya sudah mulai menyeruak di internal instansi Dikes Loteng, satu persatu pejabat di lingkungan Dikes Loteng, sudah mulai bisik bisikan antar staf yang satu dengan yang lain, namun sampai saat ini meraka belum berani menyimpulkannya.
Dan malah ada diantara staf ingin mengklarifikasi ke yang bersangkutan, namun mereka masih ragu, disebabkan mereka khawatir yang bersangkutan marah dan berimbas ke jabatan mereka, sehingga mereka masih berpikir dua kali.
“Pejabat yang di duga selingkuh ini, memiliki Fower cukup berpengaruh di lingkungan Dikes, ini yang mereka khawatirkan, sehingga mereka berpikir dua kali, takutnya mereka di buang alias di mutasikan,” tutur pemerhati sosial Loteng yang enggan disebutkan namanya, Senin (20/10).
Terkait isu perselingkuhan tersebut lanjut sumber media ini, pihaknya sudah mencoba mendatangi Dikes untuk mencari Kepala Dikes, Dr. Suardi, saat ditanya soal isu perselingkuhan stafnya dengan dokter, ia menyatakan belum menerima laporan resmi mengenai dugaan tersebut.
“Sudah saya coba telusuri langsung dan mendatangi Kadis Kesehatan, cuman beliau katanya belum menerima laporan tersebut,” paparnya.
Cuman lanjutnya, Kata pak Kadis akan menelusuri isu tersebut dan jika dalam perjalanannya nanti isu tersebut benar adanya, maka oknum tersebut jelas salah, sebab melanggar etik atau moral oleh aparatur sipil negara (ASN), maka akan dilakukan pemeriksaan dan penindakan sesuai aturan kepegawaian.
“Kami akan menelusuri informasi tersebut. Jika terbukti, tentu akan ada sanksi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,” sambungnya.
Setelah pihaknya puas menerima jawaban dari Kepala Dinas Kesehatan, pihaknya mencoba mendatangi beberapa rekan kerja dari kedua pihak yang disebutkan, namun meraka enggan memberikan komentar lebih jauh, dengan alasan menjaga privasi dan menunggu kejelasan resmi dari instansi.
Atas apa yang jadi temuannya, pihaknya selaku pemerhati sosial di Loteng mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, mengingat hal ini menyangkut nama baik individu dan lembaga.
“Lebih baik kita menunggu klarifikasi resmi. Jangan sampai isu ini berkembang liar dan merusak reputasi orang yang mungkin belum tentu bersalah,” sambung salah seorang tokoh masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi langsung dari pihak ES maupun dokter yang dimaksud. (Rilis)