Tak Terurus, Kadisdik Loteng Minta Inspektorat Audit Dana BOS Satap 10 Pratim

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)
Sekolah Satu Atap (Satap) 10 Praya Timur Lombok Tengah (Loteng), seperti sekolah yang tidak diurus. Hal ini memantik perhatian dan mempertanyakan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Sekolah setempat dan meminta agar Inspektorat melakukan audit.

“Setelah saya turun cek langsung kondisi Satap 10 Praya Timur, yang berlokasi di Dusun Mengkudu Desa Landah, saya sangat perihatin seperti tidak terurus, dan saya akan meminta Inspektorat untuk turun mengaudit dana BOS sekolah setempat,” kata Kepala Disdik Loteng Drs HL. Idham Khalid, Senin (7/11).

Kenapa ini harus dilakukan lanjutnya, sebab jika di lihat dari rasio jumlah siswanya termasuk cukup gemuk, dimana untuk SD jumlah siswanya sebanyak 160 orang dan SMP sebanyak 50 orang.

Dan jumlah siswa tersebut, sangat berpengaruh terhadap besaran bantuan dana BOS yang di terima. “Aturannya besaran dana BOS itu tergantung dari jumlah siswa, jika jumlah siswanya gemuk maka jumlah dana BOS yang diterimanya juga besar dan sebaliknya,” paparnya.

Di jelaskan, untuk siswa SD nya saja jumlahnya siswanya sebanyak 160 orang dan satu orang siswa mendapatkan bantuan Rp. 940.000 ribu setiap tahun, dengan total setahun secara keseluruhan sebanyak Rp 150. 400.000 ribu.

Sedangkan untuk siswa SMP sebanyak 50 orang, satu orang siswa mendapatkan bantuan dana BOS Rp. 1. 160.000 setiap tahun, dengan total besaran yang diterima setiap tahunnya senilai Rp 58000.000 juta. Dari jumlah tersebut di atas, untuk anggaran rehab ringan boleh diambil 30%.

Namun pada kenyataannya lanjut HL. Idham di Satap 10 Praya Timur, bangunan fisik sekolah yang bisa di siasati dengan dana BOS tidak pernah disentuh

Misalnya saja, sekedar untuk memperbaiki jendela, pengadaan ensel pintu, mempersolek dengan cat ataupun mengganti beberapa plafon yang sudah rusak dimakan rayap. Itu malah di biarkan, seolah olah sekolah ini tidak terurus.

“Lalu dikemanakan anggaran dana BOS yang 30 persen yang boleh dipergunakan untuk rehab ringan selama ini,” tanyanya. “Yang jelas saya sendiri akan bersurat ke inspektorat dan meminta agar inspektorat turun melakukan audit dana BOS di Satap 10 Praya Timur ini,” sambungnya.

Selain itu, tidak adanya perhatian terhadap keberadaan sekolah, informasi yang ia terima langsung di lapangan, kepala sekolah jarang masuk dan tidak memiliki Inovasi. “Jika kita punya perhatian dan Inovasi, pasti kepala sekolahnya akan memperhatikan kondisi terkecil di mana tempat bertugas, namun malah ini dia biarkan seolah olah kepala tak mau tau dan tak ada respon dengan kondisi sekolah,” geramnya.

Selanjutnya masalah kamar mandi, dari total 160 orang siswa SD, hanya memiliki 1 kamar mandi, padahal secara rasio 1 kamar mandi untuk 20 orang siswa, namun pada kenyataannya 1 kamar mandi untuk 160 orang siswa. “Ini tidak bisa kita biarkan, dan ini murni akibat kepala sekolahnya yang tak mau respon dengan kondisi tempatnya bertugas,” tegasnya. “Semua apa yang kami temukan sudah saya laporkan ke Bupati ataupun Wakil Bupati, dan beliau berdua memerintah untuk segera disikapi,”. tutupnya.

Sementara itu sampai berita ini dimuat, Kepala Satap 10 Praya Timur Arme saat di konfirmasi belum juga terhubung. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *