LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Dalam seminar peringatan hari HIV-AIDS se dunia, yang jatuh pada tanggal 1 Desember lalu.
dr. Yudha Permana. SpDV dalam materinya yang berjudul manifestasi klinis kutaneius pada penderita HIV-AIDS menyebutkan, berbicara HIV- AIDS penting berbicara mengenai kelainan kulit dan kelamin.
Pasalnya, gejala dan penyakit pada HIV-AIDS bermacam-macam, apalagi jika disertai infeksi oportunistik, sekitar 80-90 persen manifestasinya adalah kelainan di kulit
“Tanda tanda orang terkena penyakit HIV-AIDS gejalanya bermacam-macam, kalau dilihat dari segi kulit, sekitar 80- 90 persen menunjukkan kelainan kulit dan kelaminnya,” terangnya kemarin.
Dijelaskan, kelainan di kulit dimulaiĀ pada masa akut pertama yang disebut sindrom retroviral akut yang salah satu gejalanya adalah, ruang yang luas di kulit, kemudian berbagai macam gejala muncul pada masa simtomatik.
Biasanya, perjalanan HIV ini mulai dari penyakit infeksi, investasi parasit, penyakit non infeksi, PPE pada HIV, erupsi obat pada HIV, infeksi oportunistik jamur sistemik, sampai kepada kasus kanker kulit yang disebut Sarkoma Kapoksi.
Selanjutnya, angka ini harus disikapi dengan serius, selain berusaha untuk mencegah penularan HIV dari semua lini, mulai dari mencegah bayi bayi tertular HIV dan yang penting adalah memperbaiki perilaku seks yang bebas dan menyimpang seperti Homoseksual yang dilakukan oleh kaum LGBT.
“Yang paling penting adalah, jangan sekali kali kita berbuat dosa seperti berperilaku seks bebas yang menyimpang dari ajaran agama kita,” terangnya. “Karena perilaku seks bebas dan menyimpang ini seperti homoseksual adalah penyumbang kasus HIV paling banyak,” tutup dr spesialis kulit dan kelamin ini. (nu-01)