LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Di bawah anggaran minim yakni Rp 1,7 M, 400 Atlet Lombok Tengah, akan berjuang mati matian untuk bisa memboyong 30 medali emas, diboyong ke bumi Tatas Tubuh Trasne.
Ketua KONI Loteng, M. Samsul Qomar mengaku, kendati Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Tengah (Loteng), kurang merespon keberadaan para atlit di Loteng, namun pihaknya akan mengupayakan dalam Porprov NTB, atlit asal Loteng, bisa bawa pulang 30 medali emas.
“Kita sama-sama tahu anggaran untuk atlit kita jauh dari harapan, tidak seperti di Kota Mataram sampai Rp 10 Miliar, kendati demikian, kami tetap optimis bisa bawa pulang 30 medali emas, dalam ajang bergengsi Porprov mendatang,” Katanya, Rabu (28/12).
Di tengah anggaran minim ini lanjutnya, pihaknya hanya bisa support dengan motivasi, paling tidak dengan cara mengharumkan nama baik daerah, di mana dilahirkan dan di besarkan. “Iaaa untuk sementara ini, kami hanya bisa tanamkan jiwa perjuangan kepada atlit kita, habis anggaran yang diharapkan, kan minim,” ujar mantan senior jurnalis Loteng ini.
Dikatakan, saat ini jumlah atlit beserta official yang akan diberangkatkan dalam porprov mendatang ada 465 orang. Dengan perincian 400 orang atlit dan 65 official.
Dari 465 atlit dan official tersebut, itu berasal dari 31 cabang olahraga (Cabor). Semula ada 390 peserta tapi ada Cabor tambahan jadi mau tidak mau jumlahnya bertambah mengikuti jumlah Cabor tambahan.
Cabor tersebut yakni, Sepatu Roda, Pentaque, selancar Ombak, e Sport , Kick Boxing, Trianlthon dan Aerosport.
Diakuinya, system pendanaan untuk porprov di Loteng di kelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI hanya sebatas menyerahkan data data dan melakukan rasionalisasi peserta sesuai ketersediaan dana di dinas.
Cara ini tentu tidak bagus dan tidak maksimal karena KONI sendiri mempunyai tugas untuk mengurus Olahraga sesuai UU keolahragaan yang ada bukan Dinas yang langsung mengurus cabor dan atlit.
Pengalaman tahun 2018 lalu , pada saat Porprov ini menjadi atensi APH karena nomenklatur anggaran dan program yang tidak sesuai dengan UU dan aturan yang ada.
Meski begitu, demi berjalannya event provinsi dan atas nama cabor serta atlit KONI tetap mengikuti kebijakan Bupati Loteng yang menempatkan dana Porprov di Dinas pemuda dan Olahraga.
Ke depan pihaknya berharap, Loteng bisa lebih ramah terhadap olahraga prestasi. “Kami mendorong pemda Loteng untuk memperbanyak penganggaran pada venue dan alat alat olahraga karena banyak Cabor yang terpaksa latihan di luar Loteng akibat kurangnya sarana yang ada,”(red)