LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Samsul masyarakat Desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya Lombok Tengah (Loteng), sangat menyayangkan statement Kepala Puskesmas (Kapus) Darek Mujiburrahman, yang melakukan pembelaan terhadap petugas Tenaga Kesehatan (Nakes), yang piket malam Sabtu lalu.
Padahal, niatnya baik agar bapak kapus Darek, tau bagaimana kelakuan nakes yang bertugas malam itu. “Niat saya mengkritik itu baik, biar pelayanan di Puskesmas Darek semakin baik, kok malah apa yang saya lihat langsung di sangkal dan malah membela petugas yang piket malam itu, mestinya itu di jadikan dasar untuk melakukan evaluasi atau memberikan teguran, agar pelayanan semakin baik,” katanya, Selasa (25/7).
Kenapa pihaknya salahkan lanjut pemuda Darek ini, yang namanya manusia itu tidak sempurna dan tidak semua kita tahu. Bisa saja petugas malam itu berkilah dan tidak mengakui kejadian malam itu untuk membela diri, padahal pihaknya lihat langsung kejadian itu.
“Kita sebagai manusia jauh dari kata sempurna, jadi mari kita sama sama akui kekurangan kita masing-masing, apa yang saya katakan itu yang saya lihat dan tujuan saya sebenarnya, biar bapak kapus menjadikan itu pembelajaran untuk berbenah, agar pelayanan di Puskesmas kesayangan kita ini lebih baik, bukan sebaliknya melakukan pembelaan,” ujarnya panjang.
Dijelaskan, jika apa yang ia laporkan dinilai mencari kesalahan, baginya itu salah besar. Sebab yang namanya mencari kesalahan orang, pihaknya sengaja mencari cari kesalahan, dengan cara bertanya kepada para nakes atau tenaga di Puskesmas.
Namun apa yang ia sampaikan, murni kejadian di depan mata, sehingga pihaknya memberikan masukan lewat media ini.
Ia menambahkan, sebagai pemuda yang dibesarkan di wilayah kerja Puskesmas Darek, tentunya menjadi tanggungjawab dan menjaga nama baik Puskesmas. Apabila dalam memberikan pelayanan baik, tentunya masyarakat akan semakin puas, dan nama Puskesmas ini akan jadi contoh baik do hadapan masyarakat, ataupun sesama Puskesmas.
“Tanggungjawab dan rasa cinta terhadap Puskesmas ini, membuat saya mengkritisi kelakuan petugas malam itu, kendati saya bukan siapa siapa di jajaran Puskesmas, namun sebagai masyarakat yang lahir di wilayah kerja Puskesmas ini, sangat terpanggil menjaga marwah nama baik Puskesmas, dan sangat menginginkan Puskesmas Darek jadi contoh, bukan sebaliknya,” ungkapnya. “Kalau pelayanan nya bagus yang dapat pujian kan bukan kita, melainkan kepala Puskesmas beserta jajarannya, jadi kami mohon kejadian ini menjadi pelajaran bagi teman teman perawat supaya tidak terjadi lagi hal yang sama,” sambungnya.
Dikatakan, jika kepala Puskesmas masih tidak percaya atas kejadian malam itu, pihaknya siap bawa sopir dan warga yang ikut membawa pasien itu. “Sudah jelas jelas ditolak dengan alasan bed pasien tidak ada, padahal saya lihat malam itu di UGD tidak ada pasien kok,” berangnya. ” Kami mengkritik, dengan harapan kejadian itu jadi pelajaran dan tenaga kesehatan lebih profesional dalam menjalan kan tugasnya,” menambahkan.
Atas kejadian itu, pihaknya juga berharap, kepada kepala Dinas Kesehatan Dr. Suardi memberikan catatan penting atas kejadian ini, kepada kepala Puskesmas Darek dan jajarannya, untuk lebih profesional dalam memberikan pelayanan.
“Saya berharap Kepala Dinas Kesehatan, turun langsung memberikan pengarahan kepada semua jajaran Puskesmas Darek, terlebih nya lagi, Puskesmas baru akan segera ditempati. Niat saya baik, jangan sampai ketika ada gedung baru mereka semakin nyaman dan lupa akan tanggung jawab utama mereka,” tutupnya.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Loteng Dr. Suardi saat di konfirmasi via telepon mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan dulu dik, sebab pihaknya masih rapat. “Nanti saya tanggapi dik, sebab masih rapat dulu,” katanya singkat.
Sementara itu dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala Puskesmas Darek Mujiburrahman membantah petugas piket di malam Sabtu itu menolak pasien. “Tidak ada yang ditolak dik, saya sudah tanyakan di petugas piket malam, dan tidak benar pasien di tolak,” belanya.
Malah lanjutnya, petugas malam itu menjelaskan secara rinci kondisi Puskesmas sementara, yang jauh dari kekurangan. “Kan kita masih numpang di gedung SMP, sehingga petugas malam itu menyarankan ke RSUD Praya, dan petugas langsung menghubungi petugas piket di RSUD Praya, di RSUD Praya, malah langsung ditangani,” Katanya. “Yang jelas tak ada pasien malam Sabtu itu di tolak,” Sambungnya.
Dikatakan, karena kondisi masih numpang, pasien yang bisa ditangani hanya 5 orang saja, di UGD 2 orang dan di ruang rawat inap 3. Sedangkan malam itu, asli ada pasien yang sedang di rawat, terutama di UGD. “Bed pasien atau tempat tidur yang tersedia di UGD, sedang terpakai, sehingga petugas malam itu langsung menghubungi petugas RSUD Praya, dan malam itu malah langsung di tangani di RSUD Praya,” tutupnya. (nu-01).