LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Tulisan Staff Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Lombok Tengah (Loteng) inisial LM, di laman WhatsApp guru atas nama Kamaruddin. “Bertuliskan
Silahkan komplain ke pembuat kebijakan pak,. Selama beberapa tahun terakhir, guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar, mulai dari pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi, pelanggaran dan temuan pemeriksaan keuangan BPK dan KPK.
Sudah terlalu keenakan guru guru ini, masuk dan pulang semau dan seenaknya,. Sekarang banyak yang mengeluh pulang jam 14.30 karena biasanya pulang jam 1, bertahun-tahun jadi guru sudah korupsi waktu berapa banyak ?.
Mohon untuk saling mengoreksi tidak hanya dilihat dari tuntutan tuntutan hak tapi juga pemunuhan kewajiban”.
Atas tulisan tersebut, sontak membuat para guru marah. Tidak main main Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) cabang Loteng, langsung mengambil sikap, dan memperkarakan persoalan tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Rabu (2/8), di gedung PGRI Loteng Staf BKPSDM inisial LM langsung di adili oleh puluhan guru. Hadir ketua PGRI Loteng beserta jajarannya, Sekretaris Daerah Loteng, Kepala BKPSDM Loteng dan sejumlah pejabat pemda Loteng lainnya.
Kepala Sekolah SDN Lendang Kelor, Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata Loteng Taisir mengaku, sangat menyesali apa yang telah dilontarkan LM.
Semestinya sebagai masyarakat maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak boleh saling menghina, lebihnya lagi kita adalah Abdi negara.
“Bicara kecewa, kami sangat kecewa, sebab sudah puluhan tahun menjadi Abdi negara, tumben hari ini dikomplain dan kami berharap diproses secara hukum sesuai perbuatannya,” pintanya.
Dikatakan, sesuai kesepakatan bersama para guru, ada Empat tuntutan yang harus di penuhi, pertama kasus ini tetap dilanjutkan proses hukum. Dua meminta staff BKPSDM Loteng inisial LM harus dimutasi.
Tiga, meminta agar isu adanya guru yang bakal dilaporkan karena telah menyebarkan pesan WhatsApp dari LM agar tidak dilanjutkan.
Dan Empat, memberikan hukuman disiplin seberat-beratnya kepada LM.
Sementara itu staf inisial LM di hadapan puluhan guru, di saksikan sekda Loteng, pengurus PGRI Loteng dan sejumlah pejabat lainnya, mengaku khilaf dan minta maaf atas apa yang telah ditulisnya, di halaman WhatsApp salah seorang guru.
“Saya meminta maaf kepada bapak dan ibu atas kekhilafan (dugaan penghinaan pernyataan lewat WhatsApp),” pintanya.
Sementara itu, Sekda Loteng H. Lalu Firman Wijaya mengungkapkan, pihaknya meminta kepada guru untuk terus menjaga kondusivitas wilayah Loteng.
Mengingat Loteng telah dijadikan pusat kegiatan dunia, apalagi bertarap Nasional. Oleh karenanya pihaknya berharap untuk menjaga itu semua, pihaknya mengajak untuk tetap menjaga kondusifitas wilayah masing-masing.
“Tidak ada manusia yang sempurna dan saling memaafkan itu indah, oleh karenanya atas nama pemda Loteng, memohonkan maaf dan semoga kejadian ini jadi pelajaran kita semua dan mari kita jaga kondusifitas wilayah masing-masing,” pintanya.
Selanjutnya, terkait tuntutan para guru, terutama masalah mutasi kepada LM, pihaknya tentunya akan tetap mengacu pada mekanisme yang telah ditentukan.
Masalah proses hukum, pihaknya sangat menghargai apa yang menjadi tuntutan guru.
“Kita harga itu,” terang Lalu Firman Wijaya singkat.
Sementara Ketua PGRI Lombok Tengah, H Amir menyampaikan, terkait kasus ini agar dijadikan sebuah pembelajaran. Keluarga besar PGRI Loteng telah memaafkan LM, namun pihaknya akan menindaklanjuti persoalan tersebut dengan meminta petunjuk kepada tim penasehat lembaga bantuan hukum.
“Bicara sakit, pernyataan LM sangat menyakitkan, sebab selama ini kita bisa seperti ini atas jasa guru dan tumben kami mendengar tuduhan kalau guru adalah penyumbang kerugian negara yang cukup besar, apalagi apa yang dituduhkan LM sudah selesai, jadi apa yang harus dipermasalahkan,” sesalnya.
Selanjutnya terkait kritikan, pihaknya berharap itu sebagai penyemangat untuk lebih. Sebab absensi secara online ini aturan pusat yang harus dijalankan. “Semoga ini semua ada hikmahnya,” harapnya. (nu-01)