Ini Pesan H. Habib Ziadi di Puncak HUT RI Ke 78

LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Bertempat di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Muhibbin NW Mispalah Kelurahan Prapen Kecamatan Praya Lombok Tengah (Loteng).

Ratusan guru bersama siswa, mulai dari tingkat PAUD, RA, MTs dan MA, melaksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke 78, Kamis (17/8).

Belasan siswa di percaya langsung sebagai petugas, mulai dari komandan upacara, pembawa Baki, dan pengibar merah putih.

Pembina Ponpes Darul Muhibbin NW Mispalah, Kelurahan Prapen Kecamatan Praya Loteng, H. Habib Ziadi mengatakan, kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah, buah dari perjuangan para pahlawan, termasuk di dalamnya ada ribuan santri sarungan, yang telah ikut berjuang merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah.

Dalam merebut kemerdekaan ini, para pahlawan banyak latar belakangnya. tidak semua memikul senjata ke medan perang dan mati sebagai syuhada.

Bung Karno dan Bung Hatta contohnya, beliau berdua ini adalah proklamator tidak pernah menembakkan 1 peluru pun ke penjajah. Tetapi mereka adalah pahlawan nasional.

Begitu pula dengan KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dan deretan pahlawan RI lainnya. Beliau semua punya jasa besar dalam pendidikan dan dakwah kebangsaan.

Kemerdekaan adalah kerja kolektif banyak pihak. Ikhtiar bersama demi bebas dari penjajahan. Dalam UUD 45 ditegaskan “ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA DAN DI DORONG OLEH KEINGINAN LUHUR. ” ikhtiar manusia selaras dengan takdir/rahmat Allah.

Selanjutnya, dalam merebut kemerdekaan, para pahlawan melakukan yang terbaik. Ada kerja apik, antara taktik bertempur dan taktik diplomasi.

Sebagai generasi penerus bangsa, di masa ini, mengisi kemerdekaan bukan dengan mengangkat senjata, namun mari kita berkompetisi, lakukan yang terbaik, dan siap berkolaborasi demi kemajuan Indonesia.

Selanjutnya, RA Kartini menjadi pahlawan berkat tulisan surat suratnya yang inspiratif. Maka dari itu, pihaknya berharap kepada seluruh para santri, tulislah cita citamu. Ke depan kamu mau jadi apa, ke negeri mana, meraih apa? Tulis itu.

“Di dunia kompetitif hari ini kita dituntut Jangan malu, jangan minder, dan jangan sombong. Insya Allah kita akan maju,” ujarnya. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *