LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Kendati berdiri tahun 2017, MI Ananda Tempo Desa Aik Darek yang bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatih Kecamatan Batukliang Lombok Tengah (Loteng), tidak mau kalah saing dengan lembaga pendidikan yang sudah lama beroperasi.
Buktinya, menyambut akan diterapkannya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tahun 2024, Rabu (21/9), MI Ananda Tempo meminta pendampingan tim pengawas, Kementerian Agama (Kemenag) Loteng, untuk menguji sejauh mana kesiapannya, baik dari segi sarana prasarana hingga Sumber Daya Manusia (SDM) guru.
Kepala MI Ananda Tempo Desa Aik Darek Kecamatan Batukliang Loteng Nurul Hasani mengaku, jika ingin sukses harus berani, persoalan resiko itu urusan belakang.
“Kami ingin mensukseskan program pemerintah dalam menerapkan IKM, kendati kami masih jauh dari kata siap untuk di uji, kami harus siap. Masalah catatan tim pengawas yang datang itu tentunya jadi pelajaran untuk kita benahi, kami tidak malu jika dikatakan masih banyak yang kurang, sebab itu akan jadi pelajaran untuk kita benahi bersama,” bebernya panjang.
Dikatakan, saat merintis MI ini cobaan dan rintangan sangat banyak, malah masyarakat setempat kurang setuju. Namun berkat sabar dan kebersamaan, alhamdulilah sekarang MI ini jadi tumpuan dan harapan masyarakat sekitar, sebagai tempat menyekolahkan anak anaknya.
“Allah pasti membukakan pintu keberkahan dan kemudahan bagi kita yang ingin berbuat baik, apalagi ini lembaga yang kita buka, adalah lembaga pendidikan,” katanya.
Ibu berparas ayu ini menambahkan, saat ini jumlah siswa MI Ananda Tempo sebanyak 138 orang, banyaknya jumlah siswa khususnya kelas 3, terpaksa memakai sistem paralel, sebab jumlahnya lebih dari 30 orang. “Secara aturan untuk MI satu kelas itu maksimal 28 orang, khusus kelas 3 karena jumlahnya banyak, akhirnya kita pakai sistem paralel,” terangnya.
Selanjutnya dalam supervisi ini, kendati pihaknya masih jauh dari kata siap, namun pihaknya sangat optimis, di tahun ajaran baru 2024 mendatang, IKM di MI Ananda Tempo, bisa diterapkan, terutama kelas 1 sampai 4. Keoptimisan ini lahir, sebab dari awal persoalan persoalan yang besar saja, alhamdulilah sudah dilalui, sehingga pihaknya optimis IKM bisa diterapkan.
Selain itu, bicara kesiapan guru dalam
kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semua Guru sudah linier dengan ijazah sesuai Mata Pelajaran (Mapel) yang di ampu, sebab rata rata guru di MI Ananda Tempo sarjana PGMI/PGSD.
“Guru kita di MI Ananda Tempo, alhamdulilah rata rata sarjana sesuai bidang, dimana jumlah guru kita sebanyak 14 orang, 4 laki-laki dan 10 wanita,” ungkapnya. “Madrasah kami baru berumur 6 tahun, jadi kami terbuka menerima kekurangan untuk lebih baik, dari itu bimbingan dari tim supervisi kemenag Loteng tetap kita harapkan,” sambungnya sembari menutup percakapan.
Sementara itu tim supervisi sekaligus
Pengawas Kecamatan Batukliang, Lalu Fauzi Hamdi mengatakan, melihat skill guru, dalam memberikan pembelajaran yang langsung dilihat tim supervisi. Pihaknya acungkan jempol, sebab sistem pembelajaran yang mereka terapkan, tepat sesuai keahlian mereka sesuai bidangnya.
Mulai dari cara membangkitkan motivasi siswa, terutama di saat jam anak anak mulai ngantuk. “Saya lihat langsung caranya mereka mengajar, luar biasa para guru mampu menggugah siswa agar tetap semangat senang belajar dan percaya diri, terutama saat jam jam ngantuk,” paparnya.
Cuman lanjutnya, kekurangan yang ia lihat, para guru harus mampu membangkitkan kepercayaan kepada siswa, agar mental siswa tumbuh dan berani bertanya.
“Mendidik di usia MI/SD, butuh kesabaran jadi setiap catatan mohon harus dipenuhi, termasuk kepada Ketua yayasan untuk menyempurnakan sarana dan prasarana belajar anak anak, guna memenuhi target IKM,” pintanya.
Senada dikatakan tim Supervisi Ahmad Junaidi, penguasaan bahan ajar atau materi yang disampaikan guru sudah bagus, cuman belum mengatur waktu. Artinya berapa menit menjelaskan, menyimpulkan dan memberikan waktu kepada anak anak, mana saja yang belum dikuasai atau ditanyakan. Sebab tugas guru adalah merencanakan, melaksanakan dan evaluasi. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pengayoman.
“Bagi saya guru MI/SD adalah seorang Profesor, sebab guru di masa masa itu mengajar dari Nol, sehingga saya sangat salut dan dalam supervisi ini, penguasaan materi sudah terpenuhi, tinggal atur waktu saja biar hasil belajar di jam tersebut biar tepat sasaran,” katanya.
Dikatakan, ada beberapa penyakit guru yang harus di hindari, di antaranya, penyakit Asal Masuk Kelas (Asma’)
Asal Sampai Materi (Asem Urat), Suka Terlambat Masuk Kelas (Struk), Mutu Amat Lemah (Mual), Alfa Ijin Dikit Fikit Sakit (AIDS) dan Kantong Kering (Kangker).
“Mohon hal hal semacam ini jangan sampai terjadi, sebab tugas kita adalah mencerdaskan anak bangsa dan mencari bekal di akhirat kelak,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan dilakukannya supervisi ini bukan berarti guru kekurangan pengetahuan, malah sebaliknya akan membuat ilmu kita semakin bertambah. Dengan beberapa kekurangan, memicu untuk terus belajar.
“Jangan kan guru yang terus dituntut untuk belajar, kepala sekolah saja terus belajar, sebab ada namanya inovasi kepala sekolah, makanya guru atau kepala tetap sama sama dituntut untuk terus belajar,” tutupnya.
Sementara itu, ketua yayasan Lalu Iswandi mengaku tidak menutupi beberapa kekurangan, terutama masalah gedung atau sarana dan prasarana.
Namun bicara SDM pendidik, pihaknya jamin siap di uji, sebab rata rata pendidik di lembaga pendidikan di bawah yayasan Al Fatih, semua mata pelajaran sesuai dengan jurusan.
“Bicara kekurangan sarana prasarana, saya tak pungkiri itu, tapi bicara skill guru kami siap di tes,” tutupnya. (nu-01)