LOMBOK TENGAH (ntbupdate.com)- Salah satu program muslimat Nahdlatul Wathan (NW), dalam menghidupkan tradisi pendiri NWDI, NBDI dan NW, Al magfurullah TGKH Zaenudin Abdul Madjid (Pahlawan Nasional), salah satunya program hiziban, terus digaungkan.
Kali ini Pimpinan Pusat (Pimpus) Muslimat NW Lale Syifaun Nufus, memprogramkan hiziban gabungan perdana. Di mana program hiziban gabungan perdana tersebut, di mulai dari Muslimat NW Lombok Tengah (Loteng), terdiri dari Muslimat NW Kecamatan Praya Timur, Praya Barat dan Pujut Loteng.
Hadir dalam acara hiziban gabungan tiga Kecamatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (Pimpus) Muslimat NW Hj. Lale Syifaun Nufus, Pimpinan muslimat daerah NW Loteng, Karimah, pimpinan wilayah Muslimat NW NTB di wakili Hj. Mimin, para tuang guru pimpinan yayasan Ponpes dan jamaah lainnya.
Dalam pidatonya, Ketua pimpinan muslimat NW Daerah Loteng Karimah mengatakan, hiziban muslimat salah satu program yang terus di jadwalkan di masing-masing kecamatan, sedangkan untuk hiziban kali ini, pihaknya telah menjadwalkan program hiziban muslimat gabungan. “Sesuai arahan dan program Pimpus muslimat NW, untuk mengadakan program hiziban Gabungan, pihaknya langsung membuatkan jadwal, dan hari ini hiziban gabungan perdana, terdiri dari Muslimat NW Praya Timur, Praya Barat dan Pujut, selanjutnya kita fokuskan di Ponpes Ziadatul Husna NW Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Loteng,” katanya. Sabtu (23/9).
Kegiatan ini lanjutnya, akan terus di lakukan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. “Yang jelas, dari 12 Kecamatan di Loteng, saya sudah buatkan jadwal, selama bulan Rabiul Awal program ini harus tuntas,” ujarnya.
Membaca hizib lanjutnya, ini berisikan do’a-do’a yang dihajatkan untuk agama nusa dan bangsa, termasuk untuk diri sendiri keluarga dan organisasi, semoga apa yang menjadi hajatan tercapai.
Ketua wilayah muslimat NW NTB yang diwakili Hj. Mimin mengaku optimis program berhizib gabungan ini, akan berjalan sesuai yang diharapkan. Untuk itu pihaknya berharap kepada seluruh pimpinan muslimat di masing-masing Kabupaten Kota se NTB, untuk mengajak seluruh jama’ah, mensukseskan program Pimpus muslimat NW ini.
Sementara itu Pimpus Muslimat NW Lale Syifaun Nufus, mengaku banggga dengan banyaknya jamaah muslimat yang hadir, di acara perdana program hiziban gabungan ini. “Program ini adalah program perdana, kendati demikian jama’ah yang hadir alhamdulilah sangat banyak,” katanya.
Banyaknya yang hadir di acara program perdana, pihaknya optimis dalam program hiziban gabungan di kecamatan lain, pasti akan lebih dari saat ini.
Membumikan hizib baginya itu penting, sebab dalam hizib yang dikarang oleh ninikda Almagfuurullah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berisikan kumpulan do’a, dzikir, solawat, dan tawajjuh (membulatkan hati kepada Allah). Di mana dalam hizib tersebut, yang di do’akan bukan hanya untuk yang membacanya, namun untuk orang lain, agama nusa dan bangsa, termasuk untuk organisasi, juga masuk dalam do’a yang dibaca.
“Inilah kelebihan membaca hizib, kita bisa do’akan orang lain, artinya fadilah hizib bukan mengalir ke pembacanya saja, namun untuk orang lain pun kita do’akan,” jelasnya.
Kenapa program hiziban gabungan ini dilaksanakan lanjut dekan Fakultas Kesehatan UNW Mataram ini, pertama guna mempererat tali silaturahmi dengan semua muslimat. Artinya muslimat dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain saling mengenal, tidak hanya Berapliasi dengan sesama muslimat dalam satu kecamatan.
Selanjutnya, sesuai perintah PBNW di Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang, PBNW telah berlabuh ke partai Gerindra. Di mana masing-masing caleg sudah di tentukan oleh PBNW, dan mereka itu harus di perjuangkan.
“Saya yakin semua jama’ah, pasti menanamkan samiqna waatoqna, kami mendengar dan kami laksanakan, jadi saya berharap apa yang sudah di perintahkan PBNW, mari kita laksanakan terutama dalam pileg 2024 mendatang untuk memenangkan partai Gerindra,” serunya.
Sementara itu, TGH Hasan Basri dalam tausyiahnya mengatakan, akan datang suatu zaman, di mana keberkahan rizki itu akan dicabut oleh Allah. Meninggal dunia dalam suulkhotimah. Dari itu, untuk menghindari zaman tersebut, jama’ah harus lebih rajin mengaji. “Selama ada waktu, mohon jangan kita malas hadir dalam majelis taklim,” pintanya. (nu-01)