Kanwil Kemenag NTB, Hadirkan Tiga Srikandi Cerdas Zuriat Pahlawan NTB di Acara Sakral

LOMBOK TIMUR (ntbupdate.com)- Sebanyak 30 ribu lebih, Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) NTB, mendatangi makam Pahlawan untuk berziarah.

Ziarah ke makam pahlawan dan makam para ulama’ tersebut, masuk dalam agenda program tahunan, setelah sebelumnya hal yang sama juga dilakukan, ketika Kanwil masih jadi Kemenag Loteng.

Bersama 5000 iring iringan kendaraan roda empat, rombongan Kanwil Kemenag NTB, tiba di pancor Lombok Timur Sabtu (12/11), setelah sebelumnya melakukan ziarah makam ke makam TGH. Sholeh Hambali Bengkel Lombok Barat.

Dalam program ziarah makam kali ini, ada yang unik dan menyedot perhatian, dimana Tiga Srikandi cerdas sekaligus cucu Pahlawan Nasional yakni Hj. Lale Syifaun Nufus, Hj. Siti Rohmi Djalilah dan Siti Hidayati dan duduk dalam satu karpet.

Sambutan pengurus besar NWDI oleh Hj. Siti Rohmi Djalilah mengucapkan selamat datang, rombongan keluarga besar Kanwil Kemenag NTB, di makam Pahlawan Nasional NTB.

“Suatu kebanggaan bagi kami, atas kehadiran keluarga besar Kanwil Kemenag NTB, datang berziarah ke makam Pahlawan kita, yang sekaligus ninikda tercinta, Almagfurullah TGKH. M. Zainuddin Abdul madjid,” katanya.

Adanya Pahlawan, itu adalah cerminan Indonesia negara merdeka, apa jadinya jika negara tercinta ini belum merdeka.

“Betapa arti seorang pahlawan, sangat- sangat luar biasa. Kita tidak bisa bayangkan andainya saat ini kondisi kita tidak merdeka. Cerminannya begitu dekat, saat sekarang ini kita melihat bagaimana saudara kita di Palestina. Itulah gambaran daerah yang terjajah dan jika dibandingkan dengan kita yang merdeka ini. Nikmat mana lagi yang akan kita dustakan. Begitu luar biasa, nikmatnya kemerdekaan,” serunya.

Semoga lanjut mantan Wagub NTB ini, Momen ini apa yang menjadi niat dan hajatan yang ditunjukkan Kemenag NTB, betul-betul menjaga persatuan dan kesatuan, persatuan persaudaraan di atas segalanya segalanya.

“Semoga apa yang di tunjukkan Kanwil Kemenag NTB, jadi contoh semoga membawa berkah,” harapnya.

Sementara itu pengurus NW Hj. Lale Syifaun Nufus mengaku bangga dan berterimakasih, atas telah dijadikannya ziarah makam ini jadi program tahunan, keluarga besar Keluarga Besar Kemenag NTB.

Atas Program yang dinilai sangat sakral ini, pihaknya berharap semoga ini jadi edukasi bagi jama’ah atau masyarakat NTB, untuk bisa memuliakan jasa jasa para pahlawan, paling tidak sekali setahun di setiap tanggal hari pahlawan, untuk datang berziarah.

“Ajaran dan didikan yang ditunjukkan Kanwil Kemenag, tentang bagaimana cara mencintai ulama’ sekaligus pahlawan nasional, harus kita teladani,” katanya.

Atas hal itu, atas nama jama’ah NW, Semoga apa yang jadi program mulia ini dan semua hajatan yang baik dikabulkan.

Dan semoga apa yang di programkan Kanwil Kemenag NTB, di pedomani oleh instansi yang lain, bukan hanya di NTB, namun se Indonesia.

Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag NTB H. Zamroni Aziz mengatakan, secara langsung, pihaknya tidak pernah berguru sama al Magfurllah Syaikh Zaenudin. Akan tetapi murid murid dari al magfurllah, adalah gurunya dan sebagai murid wajib berbakti.

Selain itu, Al magfurllah yang dulunya berjuang menyebarkan kebaikan melalui pendidikan, yang dirintis dari surau surau kecil dan majlis taklim.
Sekarang sudah menjadi embrio, khususnya di NTB dan umumnya di Indonesia.

Atas jasa jasa beliau, pemerintah telah mengakuinya, dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Sehingga hal tersebut harus di hormati salah satunya dengan cara menjadikan ziarah makam ini, jadi program rutin tahunan.

Selanjutnya, program ziarah makam ini tidak ada unsur politik, melainkan mengharap keberkahan dari sosok ulama’ kharismatik dan pahlawan nasional putra NTB terbaik.

“Tidak ada unsur politik dalam Program ini, sebab semasih jadi kanmenag Loteng, program ini sudah kita mulaikan dan tujuannya adalah mengharapkan keberkahan dari beliau,” ungkapnya.

Selanjutnya rombongan ziarah ini, berasal dari seluruh keluarga besar Kemenag se NTB. Dan malah sebelum berangkat, pihaknya sudah absen, yang tidak hadir, sampai di sini dia jadi keluarga besar Kemenag.

Kenapa program ziarah ini ia wajibkan lanjut ketua Banser NTB ini, sebab me menjadi pejabat bukan karena pintar, tapi murni karena keberkahan ilmu dari guru guru kita semua.

“Yang tidak hadir, sampai di sini jadi keluarga besar Kemenag,” tegasnya.

Ia menambahkan, besarnya jasa beliau dalam mencerdaskan anak bangsa melalui lembaga pendidikan yang sudah beliau rintis. Maulana Syaikh bukan milik satu organisasi, namun beliau adalah milik semua orang dan aset negara yang wajib harus dihormati.

Sebagai murid, kiprah beliau harus diteladani, tentunya sesuai tupoksi dan kemampuan masing-masing.

“Kita selaku murid, harus melanjutkan perjuangan beliau, tentunya sesuai kemampuan dan tupoksi masing-masing,” pintanya

Sementara itu Kapolda NTB Irjen Raden Umar Faroq mengaku, organisasi NW bukan organisasi asing, kendati di NTB baru dua minggu jadi Kapolda.

Sebab semasih tugas di luar NTB, madrasah NW sudah menyebar dan dk Jawa pun, madrasah NW ada.

Dengan banyaknya Ponpes, ke depan pihaknya berharap pemerintah bisa mengedepankan para alumni ponpes, dan dirinya juga dulu adalah santri.

“Saya baru dua minggu jadi Kapolda, namun alhamdulilah sudah sangat akrab dengan pak Kanwil, dan saya banyak belajar tentang NTB, termasuk ke kharismatik ulama’ Zainuddin Abdul Madjid sang pahlawan putra NTB,” katanya. (nu-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *