LOMBOK BARAT (ntbupdate.com)- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) NTB, melalui plt Kabag TU H. Muhammad Amin di depan puluhan Penyuluh Agama Buddha Non PNS se NTB di Hotel Jayakarta mengaku, Penyuluh agama memiliki tugas penting sebagai corong penguatan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat dan menjadi ujung tombak dan garda terdepan moderasi beragama.
Dimana yang disebut moderasi beragama adalah, seseorang yang memiliki sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh seseorang yang tidak berat kanan dan berat kiri.
Oleh karena itu, terobosan baru Kantor Wilayah Kemenag NTB didalam moderasi beragama dan pertama di Indonesia, membentuk relawan moderasi beragama yang berasal dari penyuluh agama, guru di setiap Desa. Dan masing-masing Desa akan terdiri dari 2 orang yang diberi nama ‘ RELASI BERAGAMA “.
Relasi Agama ini, merupakan bentukan Menteri Agama RI Yoqut Cholil Qoumas dan insyaallah akan segera dikukuhkan, yang insyaallah akan dihadiri seluruh Kepala Kanwil Kemenag se Indonesia. ” Besarnya pengaruh penyuluh Agama sebagai garda terdepan kementerian Agama, dalam melaksanakan tugas di tengah masyarakat, sehingga insyaallah dalam waktu dekat ini, bapak menteri akan segera mengukuhkan nya, penyuluh Agama ini, oleh bapak menteri Agama dinamakan “Relasi Beragama”,” Tegasnya di hadapan 38 Penyuluh Agama Budha, Selasa (7/3)
Dijelaskan, ada tiga prinsip moderasi beragama, pertama mengakui perbedaan, kedua menerima perbedaan dan ketiga bekerjasama ditengah-tengah perbedaan.
Menjalin dan bangun komunikasi dengan penyuluh agama lain dalam rangka mempererat tali silaturahmi, mempererat tali persaudaraan dalam rangka mengawal umat kita masing – masing.
“ Tujuan kegiatan ini, guna menfasilitasi pengetahuan dan pemahaman tentang peningkatan kompetensi penyuluh agama Buddha Non PNS. Penyuluh agama Buddha sebagai ujung tombak Penyiaran dan penyampaian kebijakan dalam pembangunan dalam bahasa agama ditengah-tengah masyarakat merupakan komponen penting yang harus diperhatikan, kompetensi dan wawasan yang memadai,” Sambung Kabid Pembimas Budha Aryadi Satiawira.
Untuk menfasilitasi pengetahuan dan pemahaman tentang peningkatan kompetensi penyuluh agama Buddha Non PNS lanjutnya, Penyuluh agama Buddha sebagai ujung tombak Penyiaran dan penyampaian kebijakan dalam pembangunan dalam bahasa agama ditengah-tengah masyarakat merupakan komponen penting yang harus diperhatikan, kompetensi dan wawasan yang memadai yang diiringi dengan etos kerja yang tinggi. “Semangat, itu kuncinya dan saya yakin semangat itu ada semua di masing-masing Penyuluh,” Ungkapnya sembari memberikan semangat.
Dikatakan di tengah perkembangan mesin digital dan elektronik, maka sangat penting peningkatan kompetensi penyuluh, terlebih lagi di tahun 2023 sebagai tahun kerukunan yang dicanangkan oleh Menteri Agama RI Yoqut Cholil Qoumas.
Penyuluh Agama budha wajib bersikap dan menjadi corong moderasi beragama dan memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme, mampu mengisi media publik, menjaga toleransi kerukunan. (nu-01)