Lecehkan Profesi Jurnalis, Kasek SMAN 1 Pringgarata Dipolisikan

Husni: Kami Akan Beberkan Sesuai Pakta

Lombok Tengah (ntbupdate.com) – Di dampingi kuasa hukumnya, Muhanan SH MH, Pimpinan Redaksi (Pimred) media SuaraLombokNews Lalu Khairul Amjar, melaporkan Kepala SMAN 1 Pringgarata Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah (Loteng) ke Kepolisian.

Laporan tersebut dilayangkan ke Polres Lombok Tengah, Selasa, 19 November 2024. Terkait UU ITE Pasal 28 ayat (1) dan UU Pers nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Melalui Penasehat Hukumnya, Muhanan SH MH, Pimred Media SuaraLombok News, mengakui bahwa pihaknya telah resmi melaporkan Kepala sekolah SMAN 1 Pringgarata dan kawan-kawan (dkk) ke Polres Lombok Tengah.

“Kami telah melaporkan Kepala Sekolah SMAN 1 Pringgarata dan kawan kawan hari ini ke Polres Lombok Tengah,” kata Muhanan usai menerima bukti tanda surat penerimaan pengaduan dari SPKT Resor Lombok Tengah.

“Laporan tersebut teregestrasi dengan nomor STPP/310/XI/2024/SPKT Res Loteng,” sambungnya.

Sebelumnya, SMAN 1 Pringgarata melalui akun media sosialnya, membuat banner terkait berita media online suaralomboknews.com berjudul “Tangisan Orang Tua Siswa SMAN 1 Pringgarata, Meskipun Sudah Minta Maaf dan Memohon, Anaknya Tetap Dikeluarkan Dari Sekolah” dan Youtube suaralomboknews.com yang memuat video terkait berita tersebut.

Banner yang dibuat pihak SMAN 1 Pringgarata mengklaim berita dan video yang diterbitkan suaralomboknews.com adalah hoax.

Gibest sapaan akrabnya bilang, kliennya merasa keberatan dengan adanya postingan tersebut dan merasa di rugikan secara materil maupun immateril.

“Makanya kami melaporkan hal tersebut dengan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang kerugian Konsumen dan 18 ayat 1 Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” tegasnya.

AMSI NTB KECAM PIHAK SMAN 1 PRINGGARATA

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) NTB mengecam pihak SMAN 1 Pringgarata yang melakukan stempel hoax terhadap pemberitaan media yang terkonfirmasi.

Ketua AMSI NTB, Hans Bahanan mengatakan, apa yang dilakukan pihak SMAN 1 Pringgarata sangat tidak elok dengan menuduh media menyebarkan hoax.

Dia mengingatkan, jika keberatan dengan pemberitaan, harus melalui mekanisme yang sesuai dengan undang-undang dan bukan menyebarkan fitnah ke masyarakat.

“Jika tidak terima dengan pemberitaan, seharusnya ditempuh dengan mekanisme yang tertuang dalam UU Pers yaitu hak koreksi atau hak jawab. Bukan dengan menuduh menyebarkan hoax dan memposting di akun medsos,” katanya.

Dia menjelaskan media suaralomboknews.com merupakan Anggota AMSI NTB yang telah mengikuti berbagai training Cek Fakta. Sehingga media tersebut tentu dapat membedakan mana fakta dan hoax.

“Seluruh media yang tergabung di AMSI NTB sudah lulus mengikuti training cek fakta, dan masuk dalam Koalisi Cek Fakta bersama Mafindo, AJI dan Google News Initiative,” ujarnya.

Dia meminta pihak Dikbud NTB untuk mengevaluasi pihak sekolah dan pihak yang terlibat dalam membuat stempel pemberitaan media hoax.

“Kami meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB mengevaluasi kepala sekolah SMAN 1 Pringgarata,” ujarnya.

Ketua Bidang Hukum dan Advokasi AMSI NTB, Satria Zulfikar menegaskan stempel hoax yang dilakukan pihak SMAN 1 Pringgarata terhadap pemberitaan media tersebut adalah bentuk membungkam kemerdekaan pers.

“Terlebih lagi saat ditelusuri, wartawan yang menulis sudah memenuhi standar konfirmasi namun pihak sekolah tidak berkenan menjawab. Media ini sudah memenuhi standar kode etik jurnalistik, sehingga stempel hoax dari pihak sekolah adalah bentuk pembungkaman kemerdekaan pers,” ujar dia.

Dia mengatakan stempel hoax pihak SMAN 1 Pringgarata dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme profesional, sehingga sangat berdampak buruk terhadap kemerdekaan pers.

“Cap hoax tersebut dapat dianggap sebagai pelecehan terhadap profesi jurnalis dan menjadi bagian dari kekerasan terhadap jurnalis. Ada sanksi bagi pihak yang melakukan itu seperti pada Pasal 18 UU Pers,” tegasnya.

Dia meminta pihak SMAN 1 Pringgarata untuk mencabut banner yang melakukan stempel hoax kepada media dan meminta maaf secara terbuka.

“Karena seharusnya sekolah menjadi teladan yang baik, bukan sebaiknya melakukan upaya-upaya yang menghambat kemerdekaan pers,” kata dia.

Terpisah melalui saluran Telepon WhatsApp Kepala SMAN 1 Pringgarata Ahmad Husni mengaku, tidak apa apa pihaknya dilaporkan, nanti pihaknya akan beberkan apa yang terjadi sesuai Pakta.

“Ndak apa apa kami dilaporkan, nanti kami akan beberkan sebenarnya,” cetusnya.

Sebab lanjutnya, pihaknya tidak pernah mengeluarkan anak ini, melainkan memberikan dua alternatif, agar sekolahnya tidak putus.

Dua alternatif yang di maksudkan adalah, pertama dipindahkan ke SMA terbuka yang ada di sekolah setempat. Ke Dua dipindah ke sekolah lain.

“Anak kita ini suka telat datang dan bolos, suka ajak teman temannya merokok, termasuk saat naik kelas sebenarnya tidak memenuhi syarat, tapi kami ada kebijakan siapa tau di kelas XI akan berubah, namun tidak, yang jelas semua proses kita sudah lakukan,” paparnya.

Selanjutnya soal di video, pihak sekolah sangat di sudut kan, sehingga pihaknya katakan itu Hoax, tidak seperti kenyataannya. (nu-01).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *